"Perilaku sopan adalah cara tingkat rendah untuk meningkatkan empati"
-Michele Borba
Baru-baru ini beredar viral mengenai hasil survey digital civility index 2020 yang dilakukan oleh Microsoft dimana menyebutkan bahwa Indonesia berada pada urutan ke-29 dari total 32 negara yang masuk dalam survei tingkat kesopanan digital.Â
Hasil dari survey ini sekaligus menempatkan Belanda sebagai negara dengan tingkat kesopanan digital yang paling baik di seluruh dunia dan Indonesia berada di tingkat paling buruk di Asia Tenggara.
Sebenarnya ini bukan merupakan survey yang pertama kali dilakukan, namun sebelumnya sudah pernah dilakukan juga. Mengutip dari pernyataan Liz Thomaz, Regional Digital Safety Lead, Asia-Pasific, Microsoft, studi tahunan kesopanan digital ini dianggap penting untuk dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong interaksi positif secara online.
Namun, kalau ditilik lebih dalam, mengapa kemudian negara Indonesia yang terkenal dengan keramahan masyarakatnya justru berbanding terbalik dengan hasil survey yang dilakukan oleh Microsoft tadi?
Baiklah, dalam tulisan kali ini aku ingin sedikit berbagi pandanganku mengenai hal ini. Aku rasa, data yang dijadikan sebagai bahan survey atau kajian oleh Microsoft sendiri benar adanya.Â
Namun, yang kita lewatkan adalah fakta-fakta lain yang tentu saja tidak sederhana yang kemudian menjadi pangkal permasalahan mengapa netizen dalam kata lain orang Indonesia seolah semakin kesini semakin hilang tingkat kesopanannya?
Iya, ternyata bahasan mengenai hal ini juga masih ada kaitannya dengan bidang lain setelah coba aku amati. Ia ada kaitannya dengan bidang sosiologi, psikologi, bahkan parenting.Â
Dan, aku coba untuk menggabungkan hasil apa yang telah aku pelajari dan mengaitkannya dengan adanya bahasan mengenai survey yang telah aku mention di awal tadi.Â