Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Fabel: Kisah Undur-Undur dan Negeri yang Tergadai

7 Januari 2021   07:56 Diperbarui: 7 Januari 2021   08:19 1803
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Amar world.blogspot

"Ketahuilah pak undur-undur, aku adalah binatang terakhir yang berada di negeri ini." jawab semut.

"Kemana yang lain? Tidakkah mereka sadar bahwa sebentar lagi akan ada pemilihan pemimpin negeri. Kalau mereka pergi maka negeri ini tidak akan bisa bertahan tanpa pemimpin."

"Kami sadar, itulah mengapa kami semua pergi meninggalkan negeri ini pak"

"Mengapa?"

"Ketahuilah pak, negeri ini sudah bukan lagi negeri milik kami. Negeri ini sudah tergadaikan sejak lama sejak bapak memimpin. Bukan perihal kekayaan, tapi tentang nurani. Banyak dari kami yang kehilangan jati diri karena sikap bapak yang terlalu acuh atas kami. Dan ketahuilah, alasan lain mengapa bapak tak pernah tahu satu persatu rakyat bapak menghilang adalah karena bapak seorang undur-undur. Bapak selalu berjalan mundur, itulah mengapa kami menjadi mudah untuk pergi tanpa diketahui. Kalau yang bapak khawatirkan adalah negeri ini akan hilang tanpa pemimpin, maka biarlah bapak memimpin negeri ini sendiri tanpa kami. Bukankah sebelumnya memang begitu? Adanya kami pun bapak sering tidak tahu dan peduli. Bapak tidak tahu bukan kalau untuk pergi, burung tidak terbang. Sayapnya lumpuh, akhirnya ia dibawa oleh para kawanan lebah untuk benar-benar pergi. Bapak tidak tahu betapa susahnya meyakinkan gajah untuk berjalan berdampingan bersama kami walaupun badannya begitu besar dan kami sendiri para semut yang kehilangan rumah karena jalan-jalan yang bapak buat. Sudahlah pak, cukup negeri ini saja bapak gadaikan, kehidupan kami jangan" ujar semut dengan begitu tenang.

Setelah menyampaikan isi hatinya, semut akhirnya meninggalkan istana dan berjalan meninggalkan negeri itu. Undur-undur seperti mendapatkan tamparan tak terduga, ia tak menyangka ternyata karena sifat dan sikapnya, ia kehilangan hal lain yang begitu berharga. Ia lupa bahwa perkara hati tak bisa digadaikan dengan materi. Itulah tadi sebuah kisah undur-undur dan negeri yang ia gadaikan.
Semoga tulisan ini bermanfaat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun