Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Fabel: Kisah Undur-Undur dan Negeri yang Tergadai

7 Januari 2021   07:56 Diperbarui: 7 Januari 2021   08:19 1803
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Amar world.blogspot

"Kenapa pak?" Burung-burung bertanya.

"Ini perintah dari pak undur-undur sebagai tanda bukti sayang terhadap kalian para burung. Karena kalian ini tidak bisa berenang, menangkapi ikan bisa membuat kalian tenggelam. Cukup sadar diri saja, kalian ini hanya bisa terbang"

Mendengar kata-kata itu, tentu saja para burung terpatahkan semangatnya. Tanpa titah dari undur-undurpun, burung-burung tahu bahwa memang mereka hanya bisa terbang. Tapi, berenang diatas lautan burung-burung anggap sebagai sebuah hal yang menantang dan menggambarkan betapa berani dan optimis mereka menjalani kehidupan.

 Karena, tak semua binatang yang hidup di negeri itu memiliki keberanian untuk mengambil resiko atas sebuah perbuatan. Dengan dilarang begini, tentu saja akan semakin banyak makhluk lain di negeri itu yang memilih untuk bertahan di zona nyaman. Sekali lagi, alih-alih menyelamatkan ikan, undur-undur lupa bahwa ada jiwa burung-burung yang ia gadaikan demi ketamakan akan kekuasaan.

Setelah kejadian itu, benar saja burung-burung berhenti berenang diatas lautan, bahkan mereka telah kehilangan percaya diri untuk terbang. Mereka memilih untuk diam di sarang, sayap yang tak lagi dianggap berharga perlahan-lahan lumpuh dan benar-benar hilang guna. Ah, betapa malangnya.

Melihat jalan besar telah dibuat, lautan telah aman, undur-undur berjalan-jalan mencoba mengecek apa yang kurang dan perlu untuk dirubah. Ditengah jalan, ia bertemu sekawanan gajah. Sebelum melewati gajah-gajah tadi, undur-undur yang ukuran tubuhnya lebih kecil seribu kali dari tubuh si gajah ingin menyingkirkan para gajah untuk jangan berkeliaran di jalan tempat dimana ia biasa lewat dan bisa membuat aset jalan berharganya rusak. 

Namun, sekali lagi ia tak mau kewibawaan dan nama baiknya hilang apabila langsung memarahi para gajah. Akhirnya, ia meminta antek kedua untuk menyampaikan keinginannya.

"Wahai para gajah, sedang apa kalian berjalan berkelompok di jalan ini?" tanya antek kedua.

"Kami sedang menikmati jalan baru yang telah pak undur-undur buat wahai pak antek" jawab para gajah.

"Mulai besok kalian harus melewati jalan lain, jangan jalan baru ini,"

"Tapi mengapa?" Tanya para gajah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun