Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

"Seasonal Affective Disorder", Ketika Musim Hujan Jadi Biang Penyakit Mental

5 Januari 2021   08:18 Diperbarui: 13 Januari 2021   12:50 1608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi merasa sedih ketika hujan. (sumber: pxiabay.com/Alexas_Fotos)

Bayangkan saja, hal ini terjadi musiman, betapa tersiksanya kehidupan mereka ketika musim tersebut mulai datang. 

Aktivitas dan perasaan yang semula normal menjadi berantakan dan tidak karuan hanya disebabkan oleh faktor jiwa yang mereka sendiri pula seringkali tidak tahu alasan pasti mengapa mereka mengalami perasaan tersebut.

Lantas, bagaimana dengan negara beriklim tropis seperti Indonesia? Apakah ada kemungkinan ada manusia yang juga mengalami Seasonal Affective Disorder?

Tentu saja. Meskipun angka pasti penderitanya belum diketahui dan kasus ini sebenarnya sangat jarang terjadi di negara dengan iklim tropis seperti Indonesia.

Namun, dikonfirmasi oleh beberapa dokter jiwa yang aku sendiri coba cari seperti dr. Jiemy Andrian dan dr. Andri Psikosomatik yang mengonfirmasi bahwa mereka pernah menangani pasien yang mengalami gangguan ini di Indonesia dan hal ini terjadi pada musim penghujan.

Kondisi musim hujan yang cukup ekstrim bukan tidak mungkin memang menjadi salah satu penyebab bagi sebagian orang untuk mengalami depresi dan gejala dari SAD ini sendiri. 

Hujan yang biasanya menjadi pembawa kebahagiaan, bagi sebagian orang justru menjadi biang kesedihan dan penderitaan. 

Terlebih lagi, seperti apa yang berulang kali aku sebutkan di berbagai tulisanku yang membahas mengenai kesehatan mental pada tulisan sebelumnya dimana disana aku menuliskan bahwa perihal keadaan gangguan kesehatan mental ini tidak dapat sembuh dengan instan dan ditangani oleh sembarang orang.

Eh, tapi bagaimana kalau kasusku seperti Lail di Novel "Hujan" karya Tere Liye yang ketika hujan turun selalu mengingatkan akan kesedihan? Masa iya aku mengalami SAD?

Barangkali benar bahwa salah satu gejala yang dialami oleh seseorang yang mengalami SAD adalah merasakan depresi ketika hujan. Tetapi, pembedanya dengan galau biasa karena hujan dengan SAD yang terjadi pada orang-orang di negara dengan iklim tropis yang mengalami depresi adalah pada intensitas depresi dan kesedihan yang terjadi. Serta, gejala lain yang mengikuti. 

Kalau ketika hujan kamu merasa galau karena ingat mantan sebab pernah memiliki kenangan pahit atasnya, itu mah paling cuma galau biasa. Dibawa makan bakso atau beraktivitas menyenangkan lain kesedihanmu dapat teralihkan. Namun, pada orang yang menderita SAD tidak sesimpel itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun