Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

"Seasonal Affective Disorder", Ketika Musim Hujan Jadi Biang Penyakit Mental

5 Januari 2021   08:18 Diperbarui: 13 Januari 2021   12:50 1608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi merasa sedih ketika hujan. (sumber: pxiabay.com/Alexas_Fotos)

Sebenarnya gangguan atau penyakit mental ini lebih banyak terjadi pada orang-orang yang hidup di negara yang memiliki empat musim. Aku ingat ada sebuah kasus yang dulu sempat menggemparkan dunia yaitu terkait kematian salah satu personil dari Boygroup Shinee yaitu Jonghyun. 

Dilansir dari beberapa media yang mengatakan bahwa Jonghyun melakukan bunuh diri karena depresi dan dia sendiri mengidap SAD atau yang lebih dikenal sebagai Seasonal Affective Disorder. 

Salah satu media yang sempat mewawancarainya adalah Blue Light Radio pada tahun 2016 dulu dan hal ini dikonfirmasi oleh Jonghyun sendiri. Ia mengamini, ia adalah pengidap SAD.

Menurut Klikdokter.com, Seasonal Effective Disorder (SAD) merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaan episodik depresi yang terjadi secara musiman dan berulang. Selain depresi, SAD juga dapat menjadi penggambaran atas keluhan afektif lain seperti halnya mania atau hipomania yang biasanya terjadi musiman.

Sama dengan berbagai gangguan kesehatan mental yang lain, pada kasus SAD sendiri belum diketahui apa latarbelakang utama yang mendasari terjadinya gangguan mental ini pada seseorang. 

Namun, biasanya tentu saja yang memengaruhi adalah faktor kondisi genetik, psikologis, atau lingkungan.

Pada negara yang beriklim tropis seperti di Eropa dan beberapa negara Asia, orang-orang yang mengalami Seasonal Affective Disorder akan merasakan gejala yang bervariasi pula dari mulai gejala ringan hingga berat. 

Biasanya dimulai dengan merasa sedih atau depresi, hilangnya energi semangat atau energi terhadap sesuatu yang semulanya begitu disukai, perubahan pola tidur, pola makan, sulit berkonsentrasi, selalu merasa gelisah dan bersalah dan gejala yang paling fatal yang barangkali seperti apa yang terjadi pada kasus Jonghyun Shinee tadi adalah sering mulai terpikir tentang kematian dan melakukan percobaan untuk bunuh diri. 

Sumber: Trustedcare.uk
Sumber: Trustedcare.uk
Apabila dilihat dari kacamata medis sendiri, SAD ini memengaruhi ritme dari sirkadian manusia dimana, dengan adanya pengaruh yang menyimpang tersebut produksi hormon melatonin dalam tubuh juga terganggu. Nah, hormon ini kemudian yang mengambil peran dalam perubahan mood serta pola tidur seseorang.

Selain itu, salah satu hal yang juga ikut berkontribusi dalam menyebabkan SAD yaitu variasi genetik. Menurut penelitian yang pernah dilakukan, sempat ditemukan perbedaan genetik pada penderita SAD dengan yang tidak. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan pada manusia dengan gen 5-HTTLPR dan gen 5-HT2A. 

Dari sini kita dapat melihat bahwa sebenarnya perubahan musim dimana matahari lebih jarang bersinar atau nampak sebenarnya juga memiliki dampak psikologis yang cukup berat pada orang-orang tertentu terutama bagi mereka yang memang seorang pengidap SAD ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun