Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Belum Sepenuhnya "Merdeka", Saat Pembelajaran Kembali dengan Tatap Muka

25 November 2020   06:31 Diperbarui: 25 November 2020   06:33 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: konsultanoendidikan.com

Setiap kali kita mendapatkan sebuah ilmu baru dari guru, sejatinya itu saat tepat untuk kita mengapresiasi. "Merdeka" yang dianggap akan didapatkan guru dengan adanya ketetapan pembelajaran akan dilakukan dengan tatap muka, itu tidak benar sepenuhnya. 

Kemerdekaan itu tidak akan diraih apabila hanya diusahakan oleh guru saja, perlu komponen lain yang mendukungnya. Anak dan orangtua juga perlu untuk membersamai guru meraih kemerdekaan yang diharapkannya. 

Selaiknya program merdeka belajar yang diusung oleh Mas Menteri Nadiem harusnya juga dibersamai dengan program Merdeka Mengajar untuk guru. 

Juga perlu untuk guru, seiring dengan berbagai macam datangnya tantangan dalam mengajar, diberikan celah untuk merasakan nikmatnya mengajar sesuai dengan apa yang dicita-citakan.

Untuk mewujudkan ini, mulanya adalah harus didasarkan pada rasa sadar. Rasa sadar yang memang sudah seharusnya ditanamkan sejak dini seiring dengan begitu dinamisnya dunia pendidikan saat ini. 

Rasa sadar ini mencakup semua hal,  mulai dari rasa sadar bahwa tugas dan peran guru memang berat, rasa sadar untuk hormat dan bisa menempatkan diri sesuai dengan keadaan, dan rasa sadar bahwa belajar dengan sungguh-sungguh adalah salah satu cara ampuh memberikan sebuah kebahagiaan. 

Iya, guru mana yang tidak bahagia apabila melihat siswanya belajar tanpa paksaan? Guru mana yang tak akan bahagia apabila melihat siswanya begitu sopan dan pengertian? Sederhana.

Sebagai seorang mahasiswa yang kuliah di jurusan pendidikan dan juga bercita-cita menjadi seorang guru di masa depan, dinamika yang ada ini menjadi sebuah pacuan. 

Dimana, persiapan paling sulit menjadi seorang guru adalah persiapan hati dan perasaan, pengetahuan dan keilmuan saja tak cukup. Menjadi seseorang yang bergelar 'pahlawan tanpa tanda jasa' tak bisa diraih dengan sekejap mata. Tapi, butuh waktu dan pengorbanan untuk meraihnya. 

Selamat hari guru nasional 2020 teruntuk guru-guru aku di masa lalu, sekarang, dan masa depan. Dan tentu saja, teruntuk aku dan kamu calon guru di masa mendatang, semoga kita bisa merasakan merdeka mengajar, suatu saat nanti sebagaimana apa yang guru dulu, dan sekarang cita-citakan.
Semoga tulisan ini bermanfaat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun