Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Critical Thinking, Perisai Diri dalam Pengambilan Keputusan Penting

18 Oktober 2020   08:56 Diperbarui: 18 Oktober 2020   12:46 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: playsafe.caritas.org.hk

Kita sepakat bukan, kadang malah orang dewasa yang jengkel dan enggan untuk menjawab segala macam pertanyaan yang dilontarkan oleh anak usia dini saking banyak dan begitu susahnya pertanyaan yang dilontarkan untuk masuk di logika orang dewasa? Karena hal ini, bukan kemudian menanggapi dengan positif, biasanya orangtua atau orang dewasa justru akan bersikap acuh atau denial,

"Ih diam! Jangan banyak tanya!" agree with this? Coba deh kita bayangkan, dampak apa yang akan dihasilkan setelahnya? Barangkali benar, anak tadi akan diam untuk sementara saat itu saja. 

Tapi, bukan tak mungkin dia akan diam seterusnya dengan pola pikir yang belum lurus dan penuh dengan kekhawatiran setelahnya. Saat ia dewasa, ia akan bertemu dengan banyak sekali pernyataan sensasional banyak bertebaran di sekitarnya.

 Sikap ini adalah bentuk reaksi yang tanpa disadari termasuk dalam sebuah pengambilan keputusan. Dimana, diri memutuskan untuk lebih baik diam daripada bertanya atau memikirkan. 

Diri memutuskan untuk lebih baik percaya daripada mempertanyakan.
Seperti halnya, misalkan kita mendapatkan sebuah pesan tidak dikenal yang isinya; 

"Selamat kamu mendapatkan hadiah 140 Juta dari xxxxx..." 

Atau pernyataan iklan seperti ini, "Kamu pengen kurus? Yuk pakai obat ini, hanya dengan harga 40 ribu rupiah, dengan obat ini kamu akan bla bla bla..." dan pernyataan-pertanyaan sensasional lainnya. Yang mana, apabila kamu termasuk orang yang tidak terbiasa berpikir kritis, maka responnya pasti akan seperti ini,

"Wah, kayaknya beneran nih, aku transfer ah, lumayan dapet 140 Juta," atau termakan pada pernyataan iklan kedua yaitu, "Aku harus beli nih, murah banget lagi harganya," dan lain-lainnya.

Padahal seharusnya, saat kamu menerima informasi seperti ini, tidak ada salahnya untuk kamu menggunakan kacamata skeptis kamu dulu, perbanyaklah bertanya pada diri sendiri dan orang lain. Sederhananya, coba kita kembali menalar pernyataan-pernyataan yang muncul tadi dengan menghasilkan respon seperti ini.

Pernyataan: menelan permen karet membuat usus lengket

Kamu coba memunculkan pemikiran seperti ini, Apakah hal ini dapat dibenarkan? Dan juga lawan dengan pertanyaan atas pernyataan tadi,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun