[caption caption="Sumber Foto: Warungkopi28.wordpress. com "][/caption]
Seperti janjiku di penghujung senja,
ini adalah perjamuan kita yang terakhir
sebab lidahku kelu dan katakata pun membisu
"tuangkan kopi itu perlahan,"katamu
karena senja makin temaram dan anakanak ayam telah kembali kepada induknya
lihatlah kopi itu, ia telah menjelma seekor rindu yang mengabarkan keresahan juga tentang harapan yang tiada sudah, ia kelak akan membuat sangkar di atas ranting kering dengan buah yang bernama airmata kepedihan dan keputusasaan
sebelum ini, tiada perjamuan di antara kita kecuali bibir yang basah, jiwa yang mendesah dengan katakata indah yang meluluhkan birahi hingga menjelma kopi yang panasnya mampu menelan hawa dingin di kedua bolamatamu, menghangatkan senyuman di bibirmu hingga kita larut dalam satu seduhan
dan pada perjamuan itu, bukankah kau sudah berjanji bahwa kita akan membicarakan semuanya, kecuali tentang perpisahan?
tetapi ketahuilah, wahai
ketika ladang kerinduan kian mengering
Ingatlah kopi yang kubuat di penghujung senja itu
dua cangkir yang kita sulang untuk merayakan perih kepedihan, dan satu cangkir yang menjelma kenangan