Mohon tunggu...
Chinta Lintang
Chinta Lintang Mohon Tunggu... -

Ku adalah sebuah ironi yg mencoba masuk dalam demensi hati...\r\nMengubah bait-bait nadi menjadi sebuah puisi..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Masa Lalu Kembali Merayu

17 Maret 2015   09:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:32 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Waktu berjalan&berlalu Ku bahagia tampa mu walau sakit yg torehkan untuk ku.. Berlahan ku mampu melupakan mu... Aku bertahan dari luka lama yg membuat ku buta akan rasa... Aku terus memikul beban duka yg dulu pernah dia tanamkan pada ku... Tapi entah kenapa tiba-tiba bayang-bayang dia hadir merenggut tawa ku.. * MASA SILAM KEMBALI MEMUNCAH ANGAN * Sunyi jeruji awan cumbui hati Warnai perih tancap nurani robohkan fundasi suci.. Hening ku kelupasi terik sang mentari tak peduli.. Kerlip bintang melengang melayang dalam buih kejamnya asa kepinggan... Jalur terjal atmofir melalang awan hitam tirkam rembulan.. Hati ku hilang bagai tertampar batu karang Luluh terbang tubuh ku basah liangkan kepedihan... Kaki ini serasa tertatih Kau injak berlahan tapi menyayat perih.. Tak tahukah kau... Jiwa mu tlah merambat bersemayam merayu menyatu yg seakan bisa membunuh ku.. Asa mu telah menyatu bagai buih penghancur sukma ku.. Nafas mu adalah nyawa baru untuk ku.. Di mana aroma darah telah menyegat sukma mu Yang tiap detik detak jantung ku memompa asa mu Dan di tiap urat saraf telah mengikat kasih syang yg erat... Hitam kenanggan telah pudar hantarkan curam.. Meleram tak mampu ku tahan gemerciknya pedih kala malam datang menghantam.. Telah ku kubur kenangan masa silam dalam diam.. Tapi kini.. Kembali memucah angan... Chinta... Kau keparat latnat penghianat Mulut manis mu berbisa dan berkarat berkumbang asa penghianat.. Ku kecewa telah mengenal mu Membisu kala cinta tak bertalu bertalikan surban asa palsu.. Seribu misteri masih terambik nadi mengurai materi mengacak ambisi.. Laksana duri berjalan di lempengan buih kerikil tancap tak bisa ku hindari... Acchh........Kenapa masa itu kembali Terselip bagai jantung tersayat panasnya api teriris belati.. Darah kembali tercecer ditiap sudut hati mengalir berbisik benci.. Jerit ku kembali membana.. Masa itu kembali meronta merenggut indahnya senja.. Chinta... Kau pencundang bermain di belakang layar Kerudung kebohongan yg kau taruhkan.. Kau pendusta pembual untaian kata manis yg kau jual... Ku benci kenapa masa itu terukir kembali..? Menghantam kuatnya tiap inci hati menguras tiap air mata merambas.. Achh..ingin sekali ku coba menghilangkan segala asa Namun kian ku coba kian pula terasa.. Kata-kata menjadi sedemikian langka Tak berguna langkah yg ku tempa semakin terasa menyiksa jiwa.. Apa yg bisa ku lakukan... Menatah gelap dalam indahnya kehidupan.. Ku hanya bisa mainkan petik nada usang di tiap jerit kesakitan merapal kesunyian... Story love Karya: Chinta Lintang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun