Mohon tunggu...
Intan Puri Hapsari
Intan Puri Hapsari Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Penikmat alam semesta. Pengamat fenomena dunia. Pecinta seni manusia berevolusi dan berinteraksi Penulis jadi jadian yang ingin terus belajar.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tetap Waras Bersama Pandemi

17 September 2020   15:03 Diperbarui: 3 November 2020   04:47 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pagi hari mengawali hiruk pikuk kehebohan di rumah ketika semua penghuninya akan pergi beraktivitas. Hidup berjalan seperti biasa , hanya satu perubahan besar yang terlihat akhir-akhir ini; semua orang bermasker!. Tentu saja, pandemi yang muncul diawal tahun 2020 menjadi terobosan terbaru bagi kita semua. 

The new life yang sering diujarkan lewat media massa menjadi buku panduan bersama demi menjaga kelangsungan hidup manusia. Saat ini, masker, faceshield, hand sanitizer sudah sangat bersahabat dengan kehidupan kita sehari-hari.

Sampai hari ini, saya tinggal di negara yang sempat mengalami lockdown selama 2 bulan. Pemerintah Perancis mengambil tindakan ini guna memperlambat penyebaran virus yang memakan korban jiwa. 

Awalnya, keputusan ini dianggap menginjak-injak kedaulatan Hak Asasi Manusia dimana Perancis sangat menyokong ideologi ini.  Sudah pasti, kritikan terhadap pemerintah menjadi konten sehari hari di media cetak ataupun media sosial. 

Sejak menetap di negara ini, saya mengamati beberapa stereotype rakyat Perancis yang seringkali dibahas dibergabai kesempatan termasuk majalah-majalah berlatar belakang psikologi. Karakter utama orang Perancis yang sangat terlihat, bahwasanya mereka seringkali mengeluh dan mengumpat. Hal ini sudah seperti olahraga tingkat nasional saja!. Mengeluh untuk semua hal mulai dari hal yang kecil, agak penting sampai hal yang besar. 

Perihal ketinggalan bus ataupun lupa membawa masker bahkan kesenggol orang ditransport pun akan memberi kesempatan untuk  meluapkan emosi. Karakter kedua orang Perancis adalah pesimis, percakapan bersifat pesimis terkadang mendominasi percakapan sehari hari. Bahkan saya sampai bisa merasakan energi  negatif yang langsung terpancar ketika saya keluar rumah, ajaib bukan?

Pada awal tahun menetap disini, saya mengalami culture shock* dimana saya tidak bisa memahami mengapa penduduk di negara ini selalu saja mengeluh. Mereka seperti tidak pernah puas akan apa yang mereka miliki. Sedangkan kalau berkaca pada diri saya sendiri yang datang dari negara berkembang, hidup di negara modern sudah jauh lebih  beruntung!

Dengan semua fasilitas baik kesehatan, pendidikan ataupun kelayakan hidup yang dijamin oleh pemerintahnya, seharusnya warga Perancis bisa menikmati kesejahteraan tersebut. Namun, stigma manusia tidak pernah puas tampaknya berhasil dianut merasuki hidup para penduduk negara modern ini.

Tahun demi tahun berlalu, sayapun semakin terbawa oleh gaya hidup negara yang saya pijak. Tahun pertama,  kedua dan ketiga saya masih memiliki energi positif ala Asia dimana ibaratnya senyum adalah ibadah. Namun, semakin tahun beranjak, saya semakin mengadopsi filosofi hidup orang Perancis. 

Saya menjadi suka mengumpat, mengeluh akan hal yang tidak penting, pesimis seakan akan hidup saya kurang beruntung. Mungkin secara tidak sadar saya mengimitasi orang Perancis  agar saya bisa diterima dan berintegrasi dengan negara ini. 

Satu pertanyaan yang selalu lewat dikepala saya "Mengapa dinegara yang menjamin hidup rakyatnya, disanalah tingkat depresi justru lebih banyak daripada dinegara terbelakang?". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun