Mohon tunggu...
puhid akhdiyat
puhid akhdiyat Mohon Tunggu... Buruh - â›”

Feel nya mana?

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Saksi Bisu Secangkir Kopi

25 Juli 2021   09:14 Diperbarui: 25 Juli 2021   09:24 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harum kopi
Seharum serbuk rindu berapi-api
Secangkir terdiam
Barangkali disitu sepi sedang jatuh cinta dengan secangkir kopi, sehingga kerinduan ini masih begitu nikmat untuk aku seruput seorang diri

Hangat kopi
Sehangat doa ibu yang tak pernah sepi
Secangkir membisu
Menyaksikan anak-anaknya tumbuh manis meski sering dibesarkan oleh senyuman-senyuman palsu

Nikmat kopi
Senikmat kepahitan yang masih bisa digula-i
Secangkir bersaksi (dalam hati)
Kalau kopi bisa lekas dingin bila tak segera dinikmati. Dan bahkan kopi pun bisa saja tumpah, sekalipun sudah berhati-hati.

***

Puhid Akhdiyat

25/07/21.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun