Mohon tunggu...
puhid akhdiyat
puhid akhdiyat Mohon Tunggu... Buruh - â›”

Feel nya mana?

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Dapur Ini Tempat Aku Memasak Kata-kata

24 Maret 2021   03:09 Diperbarui: 24 Maret 2021   03:18 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

di dapur ini tempat aku menanak kecewa
dari segenggam beras murah yang terlalu tinggi harga angan-angannya
hingga dalam takaran air mata yang merendam basah upaya, aku dibilang
belum dewasa katanya
sebelum aku mempunyai pola pikir yang benar-benar matang; agar nasi tak gampang menjadi bubur nantinya

di dapur ini tempat aku mengukus damba
doa-doa baik lah yang sebagai air mendidih nya
hanya untuk menguapi nama-nama yang tersekat dalam jeda-jeda yang memang harus tertutup sementara; agar perjumpaan selanjutnya lebih bermakna

di dapur ini tempat aku memanggang lupa
dalam bara kabar yang tak lagi menyala-nyala
entah itu menyapa yang Esa
atau sekadar menanyakan tentang sedang apa orang-orang terkasih di sana
sepertinya lupa sudah menghanguskan beberapa ungkapan terima kasih; karena selalu ingat dan tak pernah ke mana-mana

di dapur ini tempat aku menumis senja
aku memasaknya hanya dengan kata-kata yang tanpa membumbui perasaan apa-apa
selain merasa berdosa
karena hingga bulan purnama keburu tiba
seluruh kesukaanmu belum jua aku hidangkan secara sempurna; di meja makan mu yang telah terlanjur kehilangan selera makannya

Bintaro, 24/03/21.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun