Mohon tunggu...
puhid akhdiyat
puhid akhdiyat Mohon Tunggu... Buruh - â›”

Feel nya mana?

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Secangkir Cokelat Panas dan Rindu yang Setebal Buku

29 Juni 2019   06:41 Diperbarui: 30 Juni 2019   05:44 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Panas
Secangkir cokelat panas favoritmu
Tak seperti kopiku
Kopiku kini penuh dengan es batu
Ia bahkan tak bisa sehangat sua dulu
Kopiku lebih senang mendinginkan percakapan baru

Panas
Secangkir cokelat panasmu penuh rindu
Tak seperti rinduku
Rinduku kini kosong dikosongkan waktu
Ia bahkan terbilang angker penuh hantu
Rinduku lebih sering menampakkan masa lalu

Panas
Secangkir cokelat panas tenangkanmu
Tak seperti dadaku
Dadaku kini sesak oleh kesibukan semu
Ia bahkan terbatuk-batuk memikirkanmu
Dadaku lebih lapang mengikhlaskan mimpi berlalu

Panas
Secangkir cokelat panas favoritmu terlihat lebih sering meluapkan rindumu yang setebal buku
Tak seperti kamus rinduku
Kamus rinduku kini penuh perdu
Ia bahkan tumbuh liar di atas batu
Dalam kamus rinduku terbilang lebih bahagia bila menelantarkan tabunya rindu dengan cara membisu

-----

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun