Mohon tunggu...
Pudji Widodo
Pudji Widodo Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Kesehatan Militer.

Satya Dharma Wira, Ada bila berarti, FK UNDIP.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[Puisi] Merangkul yang Tersesat

30 November 2021   03:12 Diperbarui: 30 November 2021   03:17 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : Pudji Widodo

Bendera merah putih terbentang,
Sejenak ikhlasmu terbayang.
Lalu menyalak salvo tembakan.
Hanya itu yang kami persembahkan.

Kami sampaikan hormat,
Seraya kami mengingat,
Peluru lawan juga menunggu,
Saat jiwa kami ganti diburu.

Kami kenang jasamu,
Kami teruskan jiwa kesatriamu.
Hanya keringat kami tercurah,
Sementara darahmu telah tertumpah.

Sampai di sini kami antarkan,
Tiupan terompet sendukan perpisahan.
Mengiring doa yang kami panjatkan,
Pengorbananmu menjadi teladan

Keluar melintas dinginnya gapura,
Meninggalkan harum bunga pusara.
Melambai sang dwiwarna bendera,
Berpesan tentang gunung, lembah dan hutan lebat.
Di sana saudara-saudara kami berada,
Mereka telah tersesat.

Amanat luhur rangkul mereka,
Karena kita bersaudara.
Padahal merah putih kami berbendera,
Sedang mereka tidak mengakui sang saka dwi warna.
Hingga tiba suatu saat,
Peluru mereka membuat dada kami tersengat.

Benarkah mereka saudara kita? (pw).

Pudji Widodo,
Sidoarjo, 29112021 (90).

Mengenang Serka (anumerta) Aris Bintoro, Yonif RK 113/JS, Kodam Iskandar Muda, gugur di palagan Suru-Suru Yahukimo, Papua, 20/11/2021.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun