Mohon tunggu...
Pudji Widodo
Pudji Widodo Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Kesehatan Militer.

Satya Dharma Wira, Ada bila berarti, FK UNDIP.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Pergunjingan Menjelang Pergantian Kepala Satuan Kerja

31 Mei 2021   02:57 Diperbarui: 31 Mei 2021   05:42 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi serah terima jabatan komandan batalyon marinir USMC, sumber foto : www.marines.mil <2>.

Oleh : Pudji Widodo
 
Rumor tentang komandan baru


Menjelang serah terima komandan satuan (dansat) atau kepala satuan kerja (kasatker), masing-masing staf sibuk menyusun konsep naskah di bagiannya untuk dikompilasi dengan seluruh bidang menjadi buku memorandum. Penyerahan memorandum dari pejabat lama kepada penggantinya merupakan hal yang biasa dilakukan di berbagai satuan, instansi dan lembaga sebagai bagian dari rangkaian acara serah terima jabatan. Namun selain sibuk menyusun memorandum, terdapat fenomena yang biasa terjadi menjelang serah terima jabatan, bahkan sejak surat telegram pergantian kepemimpinan terbit, yaitu bergunjing tentang tipe atau karakter pemimpin yang baru.


Terdapat aneka topik kepribadian calon kasatker yang menjadi perbincangan. Ada yang menyebut calon pemimpin yang baru adalah tergolong pribadi yang "perfeksionis". Ada yang pernah bertemu calon atasan pada penugasan sebelumnya dan menyampaikan bahwa kasatker baru "landai" alias biasa-biasa saja. Atau seperti kalimat yang diucapkan tokoh-tokoh drama sinetron India bahwa "semuanya akan baik-baik saja" karena kasatker baru pribadinya kalem namun tegas, buktinya si sumber berita pernah dihukum lari keliling lapangan apel.


Bagi yang memberi stigma perfeksionis, persoalannya adalah apakah mereka mengerti batasan yang benar tentang karakter pribadi perfeksionis. Huelsman, Furr, Vicente, dan Kennedy (2004) mendefinisikan perfeksionisme sebagai suatu hasrat untuk mencapai kesempurnaan, ditandai dengan perfeksionisme adaptif (Concientius Perfectionism) yang berasal dari internal individu dan perfeksionisme maladaptif (Self-evaluate Perfectionism) yang berasal dari eksternal individu (Ananda NY, 2013 : 227) <1>. Pada perfeksionis adaptif atau normal, individu senang dengan usaha yang keras dari pekerjaannya, terhindar dari perilaku menyimpang dan masih puas meskipun standar yang ditetapkan tidak terpenuhi.


Sebaliknya individu dengan perfesionis maladaptif memiliki korelasi negatif yaitu memiliki penyesuaian diri yang buruk, tidak merasa puas, cemas akan kesalahan yang diperbuat, merasa orang lain memiliki ekspektasi dan kritik terhadap dirinya. Pribadi perfeksionis yang menyimpang sering dikaitkan dengan pemikiran yang diwarnai dengan kekhawatiran bahwa penampilannya secara fisik atau hasil kerjanya tidak memuaskan. Maka pergunjingan bawahan tentang calon komandan adalah seorang yang perfeksionis maladaptif ataukah seorang pemimpin berkarakter positif, tentu juga menjadi introspeksi mereka yang akan menduduki jabatan tersebut.

Cepat mengenali profil satuan dan menetapkan target


Kehadiran para pemimpin baru selain merupakan hal yang rutin alamiah, tentu diharapkan membawa kepada kinerja yang lebih baik sesuai tugas pokok dan fungsi satuan. Dalam naskah memorandum serah terima jabatan itulah tercantum tugas pokok fungsi satuan yang akan dipimpinnya dan program kerja yang telah dilaksanakan pejabat yang akan digantikan. Memorandum juga memuat berbagai permasalahan yang timbul selama satuan dipimpin pejabat sebelumnya.


Dalam tempo yang cepat calon pejabat pimpinan yang baru akan mencoba mengenali profil satuan yang akan dipimpinnya, mengurai potensi yang ada maupun faktor penghambat untuk mencapai target program kerja. Sistematika asesmen tersebut layaknya melakukan analisis kekuatan; kelemahan; peluang dan ancaman (SWOT) melalui prakiraan cepat yang biasa dilakukan seorang komandan satuan ketika menerima direktif tugas dari komando atas. Selain yang tercantum dalam memorandum, bisa jadi terdapat arahan dan petunjuk pejabat komando atas berupa tugas khusus yang akan memberi beban tambahan kepada komandan satuan pelaksana (satlak) atau kasatker baru.

   

Sebagai calon dansatlak atau kasatker baru, yang bersangkutan akan segera memutuskan rencana strategis dan langkah taktis operasional yang obyektif. Hal tersebut untuk menghindari pikiran berlebihan (overthinking) baik tentang dirinya maupun staf bawahannya.  Rencana strategis dan langkah taktis obyektif  itulah yang membedakan komandan baru seorang yang memiliki modal kepemimpinan yang positif ataukah seorang perfeksionis yang lebih menggambarkan adanya masalah psikologis. Rencana strategis obyektif tersebut kemudian didistribusikan ke setiap bagian dan dilaksanakan sesuai petunjuk kerja satuan.              

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun