Mohon tunggu...
Pudji Widodo
Pudji Widodo Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Kesehatan Militer.

Satya Dharma Wira, Ada bila berarti, FK UNDIP.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pasca-Konflik Bersenjata di Irak dan Suriah, Mantan Kombatan ISIS Lalu ke Mana?

15 Februari 2020   20:31 Diperbarui: 16 Februari 2020   03:44 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Demo menolak pemulangan mantan eks ISIS di depan Israna Negara (sumber foto Kompas TV 10/2/2020)

Aksi teroris di negara sendiri dan jihad di Suriah

Minggu, 12 November 2016 dini hari, markas Polres Dharmasyara terbakar habis dan 2 orang pelakunya yang menyerang petugas ditembak mati  Salah satu pelakunya  EFA adalah anak seorang anggota Polri Iptu MN (nasional.kompas.com, 13/11/2016). 

MN mengungkapkan bahwa anaknya pernah menyampaikan keinginan untuk berjihad di Suriah. Ini adalah contoh beragamnya latar belakang asal teroris, termasuk keberadaan wanita. 

Dalam makassar.tribunnews.com 13/5.2018 disebutkan bahwa Dian Yulia Novita (DYN) adalah calon bomber wanita pertama yang ditangkap polisi sebelum aksi bunuh dirinya menyerang istana negara dengan bom panci digagalkan aparat keamanan pada 11 Desember 2016.  

DYN direkrut oleh Muhamad Nur Solikin melalui perkawinan. Solihin suami Dian adalah mantan mahasiswa yang saat kuliah di  IAIN Surakarta, tahun 2010 mulai tertarik paham jihad dan melakukan komunikasi intensif dengan Bahrum Naim yang sudah melaksanakan hijrah dan berjihad di Suriah. Inspirasi dari Bahrum Naim membuatnya melakukan aksi amaliyah di tempat tanpa harus hijrah ke Suriah (Poltak Nainggolan, 2018 :63). 

Berbeda lagi dengan Aleeyah Mujahid, bukan nama sebenarnya, memutuskan meninggalkan keluarganya di Jakarta dan hijrah ke Suriah pada Desember 2015 setelah tertarik dari informasi situs Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) . Melalui Turki ia memasuki wilayah ISIS di Suriah pada Juli 2016 bersama suaminya (nasional.tempo.co, 7 Pebruari 2020).

Besarnya pengguna internet di Indonesia menguntungkan ISIS. Melalui internet dan media sosial  ISIS menebar propaganda yang memikat untuk mempengaruhi, menggalang dan merekrut pengguna internet termasuk para remaja. 

Pada kurun waktu tahun 2014 sampai 2018 prosentase pengguna internet di Indonesia terus meningkat. Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet ndonesia (APJII) yang dirilis tekno.kompas.com, 16/5/2019,. pada Maret 2019 dari  total populasi 264 juta jiwa penduduk Indonesia, sebanyak 171,17 juta jiwa atau 64,8% sudah terhubung ke Internet.

Melalui internet, Bahrum Naim yang telah lebih dahulu berada di Suriah aktif merekrut anggota baru. Bahrum Naim diduga menjadi perantara pimpinan ISIS dengan gerakan terorisme di Indonesia dengan jabatan sebagai ketua jaringan ISIS di Asia Tenggara. Kelompok Bahrum Naim sudah berbaiat mengikuti ISIS, di mana salah satu isi bai'atnya mengikuti anjuran pimpinan ISIS di Raqqa Suriah untuk menyerang sasaran di negara masing-masing (Obsatar Sinaga dkk 2018 : 116). Pada tahun 2015, milisi ISIS yang berasal dari Indonesia sesuai tabel 1 berjumlah 700 orang.

Tabel 1. Data jumlah milisi asing ISIS (Nainggolan 2019 : 49)
Tabel 1. Data jumlah milisi asing ISIS (Nainggolan 2019 : 49)
ISIS runtuh setelah berjaya 5 tahun, meninggalkan kerusakan situs sejarah dan peradaban manusia serta riwayat kejahatan kemanusiaan. Menurut Suhardi Alius, sisa-sisa kelompok tersebut dan para simpatisannya memunculkan teroris asing (Foreign Terrorist Fifhters/FTF). Ancaman FTF melanda Asia Tenggara terutama pasca operasi militer Filipina di Marawi (2019 : 135). 

Babak baru drama kemanusiaan tampil di panggung pemberitaan media. Mantan kombatan ISIS memenuhi penjara-penjara otoritas pemenang perang dan negara yang menjadi tujuan pelarian. Para wanita dan anak-anak keluarga mantan kombatan serta simpatisan ISIS memenuhi kamp-kamp pengungsian. 

Bila dulu mereka berbondong-bondong berangkat ke Suriah karena terbius propaganda ISIS via internet, kini melalui internet pula mereka menyuarakan penderitaannya di kamp pengungsian dan kerinduannya untuk kembali ke Indonesia.  Bagaimana kelak kehidupan mantan kombatan ISIS dan keluarganya ini, setelah Pemerintah RI memutuskan menolak mereka kembali ke tanah air, kecuali anak-anak berusia di bawah 10 tahun?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun