Mohon tunggu...
Pter Tukan
Pter Tukan Mohon Tunggu... Seniman - Menyukai Musik. Penulis lepas

Sosiolog Muda

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Taman Seribu Lilin

27 Februari 2018   22:44 Diperbarui: 27 Februari 2018   23:03 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


     Di sanalah Aryo dan Dinda Bertemu. Di sanalah Aryo dan Rini bertemu. Di sanalah Aryo, Ady, Danker  Angga Bolang dan Bento bertemu sesama tim futsal di Kampus Dua Negeri. Di sana pula para penonton mengelu- elukan  Aryo dan di sana juga Dinda menerima status sosialnya sebagai Seleb kampus. Di sanalah tempat Ibu Nety berteriak histeris dan di sana pula anak kos Aryo melambaikan baju. Sore ini lilin mulai dinyalakan. Bunga di samping bebatuan yang tumbuh menghitam, tumbuh dengan segarnya. Diguyur hujan pemeliara taman kota itu.


Tampak jelas sebuah lampu taman mulai menyala sedang hari belum senja. Sesekali burung terbang merendah., mencari sisa- sisa  makanan ringan di tepi kotak sampah. Si burung kadang menyambung dengan cuitannya dengan sedikit kasar menunggu hadirnya Aryo dan Dinda. Hingga gelap menjemput, bunga hampir layu  kembali dan sang burung telah di sarang dekat pepohonan taman, tak juga muncul keduanya. Tetapi ternyata hati mulai terbuka. Bunga kembali riang.  Tungang-tunggik mencari, merekapun muncul juga.


" Dinda, kita duduk di bangku taman ini saja ya," kata Aryo
"Iya deh, emang di mana lagi" sahut Dinda
" maafin aku ya Din, ga cerita selama ini."  Sambung Aryo lagi
"ga apa --apa ry, aku udah maafin. Sekali lagi aku hanya memintamu untuk menceritakan apa yang kamu rasa, karena aku pasangan bicara mu." Sahutnya sambil menatap dalam mata Aryo.
"Iya deh, sayang..hehehe" sahut Aryo lagi.
"Aku hanya minta tunjukkan padaku di mana rumah sahabatku Rini yang baru. Aku ingin bertemu dengannya" lanjut Dinda
"Besok kita ke sana Sayang..Dia pasti merindukan kedatanganmu".  tutur Aryo


      Mereka berpelukkan dan saling memadu kasih. Melepaskan sehari perseteruan mereka. Bahwa cukup sehari mereka berdiam diri. Jangan seminggu atau sewindu. Agar tak pernah ada kata benci. Kisah cinta terus berlanjut. Di atas sana, sinar rembulan malam menyambut tersenyum. Sedang sekeliling mereka taman seribu lilin berbentuk hati menyala indah. Langit sesekali menorehkan awan hitam namun tak sehitam mawar kemarin. Kisah terus berlanjut.
     

     Sebuah taman. Sebuah kisah. Sebuah cerita. Cinta. Persahabatan. Keluarga. Taman seribu lilin. Menceritakan dalam kisah cinta dalam cerita sebagai gambaran cinta dua insan di tempat yang sama. Antara keluarga sahabat dan cinta. Satu hal yang terus menghantui " Ada rahasia yang tetap menjadi rahasia". Demikian kata Dan Brown dalam tulisan tentang da Vinci Code. Namun yang pasti, "Rahasia pengakuan" sangat di tunggu bagi orang- orang yang dicintai.

To be continued...

Salam Hangat dari Negeri Lamaholot, NTT

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun