Mohon tunggu...
PT Brantas Abipraya (Persero)
PT Brantas Abipraya (Persero) Mohon Tunggu... Insinyur - BUMN Konstruksi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Spirit For Giving The Best

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ini Kelanjutan Aksi Tanggap Bencana Brantas Abipraya di Masamba

18 Agustus 2020   11:29 Diperbarui: 18 Agustus 2020   11:39 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masamba, 15 Agustus 2020 - PT Brantas Abipraya (Persero) bergerak melakukan aksi tanggap darurat bencana banjir bandang yang menerjang enam kecamatan di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan pada 13 Juli 2020 lalu.

Sebelumnya, sebanyak dua unit excavator dan dua unit dump truck beserta operatornya diturunkan ke lokasi bencana untuk membuka konektivitas jalan yang terputus oleh sedimen lumpur dan batang pohon berukuran besar yang memotong jalan. Kini Abipraya fokus pada pengerjaan penguatan tanggul dan normalisasi Sungai Masamba.

"Proses pembersihan kota Masamba sudah kami (Brantas Abipraya) rampungkan dan untuk tindak lanjut sesuai arahan Pak Menteri PUPR (Basuki Hadimoeldjono) kami saat ini sedang menyelesaikan normalisasi dan membuat tanggul di Sungai Masamba, menghindari adanya banjir susulan," ungkap Yogie Juansyah selaku Project Manager Proyek D.I Baliase Brantas Abipraya.

Yogie menambahkan adanya sedimen yang menumpuk ini yang mengakibatkan terjadinya pendangkalan, sehingga air cepat meluap ke rumah-rumah warga yang ada di sekitar bantaran sungai.

Terus bergerak melakukan penanganan darurat, setelah membersihkan aliran sungai dari sedimen dan puing-puing pasca banjir. Sebanyak 20 unit excavator dikerahkan untuk membenahi sungai.

Guna mencegah masuknya air ke pemukiman, Abipraya juga memperkuat tanggul dengan menggunakan metode geotextile untuk memecah air masuk ke pemukiman. Kepala BBWS Pompengan Jeneberang, Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Adenan Rasyid dalam keterangan sebelumnya mengatakan bahwa penanganan banjir Sungai Masamba dimulai dari titik-titik kritis lebih dahulu yang berpotensi masuknya air. 

Tantangan yang ditemukan saat normalisasi ini adalah supply sedimen dari hulu yang tidak berhenti sehingga harus ada konstruksi yang permanen di hulu.

Adenan juga mengatakan selain tim BBWS dan Abipraya, dalam aksi tanggap ini juga dilibatkan tenaga lokal yang membantu khususnya bagi mereka yang terdampak. Kepala Dusun Sape Utara, Kelurahan Bone, Samarudin berharap untuk kedepannya akan dibuatkan tanggul permanen demi keamanan dan keselamatan masyarakat yang tinggal di sekitar sungai.

dok. pribadi
dok. pribadi
Tak hanya normalisasi sungai, untuk mencegah terjadinya banjir susulan, diperlukan juga edukasi kepada warga untuk selalu menjaga kebersihan dan merawat lingkungannya seperti tidak melakukan perambahan hutan, tidak membuka lahan apalagi di daerah kemiringan.

"Upaya normalisasi Sungai Masamba akan kami selesai dengan sangat serius dan ditargetkan rampung pada 21 Agustus 2020. Kami harapkan dapat tuntas tepat waktu, karena intensitas curah hujan saat ini di Luwu Utara tingga, kami juga harus mengutamakan keselamatan dalam pengerjaannya," kata Yogi.

Terus bergerak cepat untuk kenyamanan masyarakat dan meredam kekhawatiran masyarakat jika curah hujan meninggi lagi. Hal ini sejalan dengan core values yang digalakkan Erick Thohir selaku Menteri BUMN yaitu AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal dan Kolaboratif). Abipraya menunjukan penerapan Kompeten dalam nilai BUMN yaitu dengan bekerja profesional, melayani dari hati untuk Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun