Mohon tunggu...
Rilo PambudiS
Rilo PambudiS Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Hukum Universitas Maritim Raja Ali Haji, Kepulauan Riau. Pengelana yang haus kesuksesan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Perbandingan Proses Nominasi Capres dan Cawapres antara Indonesia dan Amerika Serikat

5 Mei 2019   18:55 Diperbarui: 5 Mei 2019   19:30 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Partai pengusung Capres dan Cawapres dalam Pemilu 2019. sumber: jambi.tribunnews.com

Nominasi akibat oligarki ini juga cenderung menjadikan figur popular dan berpengaruh menjadi sosok yang dicalonkan, terlebih ketika ia sebagai petahana. Sehingga menutup akses masyarakat luas untuk turut serta menentukan siapa yang akan menjadi calon presiden dan wakil presiden. Faktanya calon yang muncul umumnya bukan orang-orang yang melalui proses kaderisasi, tetapi lebih mengedepankan hasil survei elektabiltas dari berbagai media.

Berbeda halnya dengan di Amerika Serikat, Seleksi calon presiden dan wakil presiden AS dilaksanakan melalui proses bottom up yang menempatkan anggota partai di level paling bawah sebagai penentu utama. H. Clinton dan Donald Trump terpilih sebagai capres di partainya masing-masing tidak melalui penunjukan para elite partai, melainkan dipilih oleh mayoritas anggota partai dalam primary dan kaukus di seluruh negara bagian.

Proses seleksi presiden AS diawali ketika seorang politisi yang ingin menjadi presiden mendeklarasikan dirinya. Deklarasi itu penting dilakukan untuk mengumumkan pencalonannya dan menarik dukungan dari berbagai pihak. Setelah deklarasi, politisi itu mendaftarkan diri untuk mengikuti konvensi di partainya masing-masing. Dalam konvensi, terjadi kompetisi untuk memperebutkan nominasi dari partai melalui primary dan kaukus di semua negara bagian. Penentu lolos tidaknya sebagai kandidat presiden yang dicalonkan partai ditentukan oleh para anggota partai yang memilih dalam primary dan kaukus. Setelah terpilih sebagai kandidat presiden, baru kemudian berkompetisi dengan kandidat partai lain untuk memperebutkan jabatan presiden

Langkah pertama untuk memasuki pencalonan presiden AS dimulai dengan pelaksanaan pemilihan pendahulu (early primary election) di Iowa dan New Hampshire. Pelaksanaan pemilihan pendahulu dilakukan di kedua negara bagian tersebut pada bulan Februari, sementara pemilihan pendahulu di negara bagian lainnya baru diselenggarakan pada bulan Maret dan Juni. 

Pemilihan pendahulu ini memiliki pengaruh yang penting dalam proses pemilu presiden karena sangat menentukan apakah kandidat presiden akan melanjutkan kepada pemilihan di negara bagian lain yang luas wilayahnya lebih besar atau tidak. Pemilihan pendahulu ini akan menentukan seberapa besar dukungan yang akan diberikan kepada para calon kandidat presiden. Oleh karena itu, banyak calon kandidat presiden mundur dari proses pemilu setelah kalah pada pemilihan pendahulu di Iowa dan New Hampspire ini.

Selain pemilihan pendahulu, partai politik juga memiliki prosedur lain dalam menentukan delegasi yang akan memilih calon presiden dalam konvensi nasional, yakni melalui kaukus negara bagian dan superdelegasi. Sebagai contoh, di tahun 2008, lebih dari dua per tiga delegasi konvensi Partai Demokrat dipilih dari pemilihan pendahulu, 19% adalah superdelegasi dan 12% dipilih melalui kaukus atau konvensi negara bagian. Dua prosedur lainnya ini merupakan prosedur awal yang muncul dalam setiap proses pemilihan kandidat presiden untuk pemilu AS. 

Kaukus negara bagian merupakan metode yang umum digunakan oleh Amerika Serikat sebelum tahun 1972 untuk memilih kandidat presiden dengan berdasarkan pada keputusan pimpinan-pimpinan partai. Melalui metode kaukus ini, pimpinan partai secara otomatis mendapatkan kursi sebagai delegasi dalam konvensi untuk menentukan kandidat presiden. Oleh karena itu, pimpinan partai memiliki kekuatan yang besar untuk mengontrol hasil dari nominasi calon presiden ini.

Superdelegasi adalah cara memilih delegasi konvensi nasional yang muncul sebagai upaya reformasi atas metode kaukus. Superdelegasi menjadikan kontrol pencalonan presiden oleh partai bukan hanya oleh elit partai dalam kepengurusan di tingkat negara bagian saja, tetapi juga menjadikan senator, gubernur, mantan presiden, mantan wakil presiden, dan pimpinan kongres sebagai delegasi dalam konvensi. Seperti halnya kaukus, maka kursi dari para superdelegasi juga otomatis diberikan tanpa proses pemilihan sebelumnya.

Pada tahun 2016 ini misalnya, Hillary Clinton dan Bernie Sanders bersaing untuk mendapatkan posisi capres dari Partai Demokrat. Sedangkan dari kubu Republik, ada Donald J Trump, Ted Cruz, Marco Rubio, Ben Carson, Jeb Bush dan Kasich yang saling tempur memperebutkan gelar capres.

Faktanya, tidak semua negara bagian mengikuti pemilihan pendahuluan, sebagian ada yang mengikuti kaukus saja. Walau ada juga beberapa wilayah yang berpartisipasi dalam kedua rangkai pemilu awal ini. Kaukus biasanya diadakan di kalangan para pendukung utama partai politik tertentu saja. Seperti yang diadakan di Iowa, sedangkan pemilu yang digelar di New Hampshire termasuk pemilu pendahuluan.

Dalam tahap ini, bakal capres akan berkeliling ke 50 negara bagian untuk mendulang suara. Selain berkampanye di hadapan pendukungnya sendiri, para kandidat disibukkan dengan padatnya jadwal debat capres di berbagai stasiun televisi dan lembaga penyiaran lainnya di AS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun