Mohon tunggu...
PSP Watch
PSP Watch Mohon Tunggu... Akuntan - Kalo kagak mampu mendirikan perusahaan, terus kenapa saham orang lain lu jual-jualin?

hobby menulis dan membaca laporan keuangan. Jika ada pertanyaan seputar laporan keuangan, financial engineering, emiten, saham, corporate action, silahkan tinggal pesan di komentar, jika ada waktu luang saya akan respond.

Selanjutnya

Tutup

Financial

ABMM - Jauh Panggang dari API

3 Juni 2022   22:39 Diperbarui: 3 Juni 2022   22:41 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.indonesiana.id/read/132815/daeng-jauh-panggang-dari-api

Aksi korporasi yang di laporkan dalam keterbukaan informasi terkadang membagongkan. Misalnya Ketika ABMM melaporkan, pada tanggal 21 Oktober 2021 telah menjual sebagian saham salah satu anak usahanya yang paling "signifikan", atau "paling" material atau paling "menguntungkan".

Status yang paling-paling tersebut dapat dilihat pada CLK 24. Dimana kontribusi laba "anak usaha yang 20% dijual" terhadap laba konsolidasi selalu nilainya signifikan. Misalnya pada periode q3-2021 total laba bersih anak usaha tersebut sebesar USD 88,5 juta, bandingkan dengan total laba -konsolidasi sebesar USD 108,7 juta. Artinya kontribusi anak usaha tersebut mencapai 81%. Tahun 2021 kontribusi labanya mencapai = 92%, dan periode q1-2022 kontribusi labanya mencapai 107%.

Tetapi anehnya transaski penjualan "anak usaha yang statusnya paling siginfikan", dilaporkan dalam keterbukaan informasi , bahwa tidak memberikan dampak signifikan terhadap kinerja perusahaan kedepan.

Bunyinya begini : "Tidak ada dampak material dari transaksi ini, baik dari kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan atau kelangsungan usaha Perseroan. Dengan pengalihan saham ini, keterlibatan pemegang saham lain di MDB dapat meningkatkan sinergi, membagi risiko dan kerjasama yang lebih aktif bagi para pemegang saham untuk memajukan anak usaha MDB"

Harga jualnya pun murah sekai hanya sebesar USD 8,5 juta untuk 20%. Artinya pembeli dan penjual sepakat bahwa nilai 100% perusahaan tersebut = 8,5 juta / 20% = USD 42,5 juta. Jika dibandingkan dengan laba tahun YTD 30 Sep 2021 (sebelum dijual) sebesar USD 88,5 juta, jika disetahunkan = USD 118 juta.  Maka PER harga jual kepada investor yang membeli  20% saham anak usaha, hanya sebesar = 118 juta / 42,5 juta = 0,36 KALI.  Bandingkan dengan investor publik yang jika minat membeli saham ini pada hari ini sebesar PER = 4 X.  Dengan demikian publik harus membayar = 4/ 0,36 = 11,11 kali lipat lebih mahal.


Jika pembeli 20% anak usaha akan balik modal dalam jangka waktu = 0,36 X 12 bulan = 4,3 Bulan, sedangkan publik untuk balik modal hars bersabar selama = 4 X 12 = 48 bulan.

Sekarang kita buktikan apakah pernyataan emiten dalam keterbukaan informasi bahwa penjualan sebagian anak usaha tidak memberikan dampak signifikan terhadap kinerja emiten.

"Jauh panggang dari Api", begitu kata pepatah yang paling pas sebagai perumpamaan.  Karena baru saja transaksi tersebut berumur 3 bulan, efeknya langsung gas pol makan bagian laba milik emiten (shareholder induk yang didalamnya terdapat shareholder retjeh) yang jumlahnya sangat signifikan.

Seperti yang dilaporkan dalam laporan keuangan q1-2022 CLK 26, bahwa bagi-bagi laba periode 31 Maret 2022, untuk anak usaha Reswara Minergi Hartama (yang anak usahanya dijual), yang dilaporkan mendapatkan laba bersih sebesar USD 56,9 juta.  Kemudian atas laba tersebut yang menjadi milik emiten (sebagai shareholder pengendali) hanya sebesar USD 36,1 juta atau sebesar 63%, dan sisanya untuk non-pengendali sebesar USD 20,8 juta. Disetahunkan menjadi 83,2 juta.

Padahal harga batubara tahun 2022, sedang mahal-mahalnya, jauh lebih mahal dari pada harga batubara tahun 2021. Tetapi, meskipun harga batubara tahun 2021 lebih murah, anak usaha masih mampu memberikan kontribusi laba untuk emiten sebesar USD 171,2 juta.  Sekarang kita anggap saja, bahwa harga batu bara tahun 2022 sama dengan harga tahun 2021. Maka gara-gara saham dijual, yang hanya mendapatkan uang USD 8,5 juta, tetapi bagian laba emiten yang menyusut (hilang) jauh lebih banyak daripada uang yang terima dari hasil jualan saham; tahun 2021 = USD 171,2 juta vs tahun 2022 (annualized) = USD 83,2 juta, atau susut sebanyak = USD 88 juta.

Jadi darimana ceritanya transaksi jual seharga USD 8,5 juta tetapi akibatnya hilang pendapatan sebesar USD 88 juta menjadi transaksi yang wajar, seperti yang telah dilaporkan dalam keterbukaan informasi, mungkin jawabannya sangat kelasik,...ITU adalah RESIKO BISNIS untuk emiten yang telah berpengalaman semenjak tahun 2006.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun