Mohon tunggu...
Anis
Anis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pembelajar

😊

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengembangkan Kemampuan Motorik Halus Anak Menggunakan Alat Permainan Edukatif

11 Oktober 2021   14:01 Diperbarui: 11 Oktober 2021   14:52 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak usia dini. Sumber: orami.co.id

Tidak sedikit orangtua yang menginginkan agar anaknya bisa mandiri sejak dini. Seperti bisa makan tanpa disuapi, dan melakukan beberapa keterampilan sederhana yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.  Nah, hal tersebut tentu saja tidak bisa terjadi begitu saja.Akan tetapi, ada beberapa faktor yang mendukungnya. Salah satunya yaitu, perkembangan motorik halus anak yang baik. Perkembangan motorik halus merupakan gerak yang dilakukan oleh anggota tubuh yang dikendalikan oleh otot-otot kecil. Contonya seperti tangan, jari-jari tangan, lengan, serta  pergelangan tangan.

Tanpa perkembangan motorik halus yang baik, ebagian besar anak akan kesulitan untuk melakukan keterampilan-keterampilan yang harus dikuasai untuk membantu mereka dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga, kemungkinan mereka untuk bergantung melebih batas wajar akan lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang memiliki perkembangan motorik halus yang baik. Ada beberapa faktor yang sangat mempengaruhi kualitas perkembangan motorik anak, diantaranya : 

  • Sistem Syaraf, seperti yang kita ketahui bahwa sistem syaraf merupakan pengontrol gerak pada tubuh manusia. Sehingga, baik atau buruknya perkembangan motorik halus seseorang sangat ditentukan oleh kematangan sistem syarafnya. Karena, fungsi anggota tubuh yang berperan melakukan motorik halus tidak bisa berfungsi dengan baik.
  • Kondisi Fisik, seperti yang kita tahu bahwa motorik halus erat kaitannya dengan gerak. Kondisi fisik masuk ke dalam salah satu kategori yang bisa mempengaruhi perkembangan motorik halus anak karena apabila anak memiliki kondisi fisik yang tidak lengkap, terutama dibagian anggota tubuh yang dikontrol oleh motorik halus tidak berfungsi dengan baik, maka hal tersebut bisa berpotensi menyebabkan terhambatnya perkembangan motorik halus anak.
  • Usia, setiap rentan usia memiliki tugas perkembangan yang berbeda. Antara satu anak dengan anak yang lain tidak bisa disamakan laju perkembangannya. Karena, usia anak beriringan dengan tingkat kematangan syaraf anak. Namun, apabila usia anak sudah dianggap cukup usia namun kemampuan motoik halusnya belum berkembang dengan baik sebab sistem syarafnya tidak berfungsi dengan baik, maka baiknya anak segera diperikasakan ke profesional.
  • Kondisi Psikologis, yaitu perasaan anak ketika mengikuti kegiatan yang berkaitan dengan stimulasi yang diberikan. Apabila anak tidak merasa tertekan, anak mengikuti kegiatan dengan baik sehingga tujuan dari proses stimulasi dilakukan bisa tercapai dengan baik. Namun, dalam keadaan tertentu tidak jarang orangtua menuntut anak untuk berkembang melampaui usianya. Sehingga, hal tersebut bisa mendorong orangtua untuk memberikan stimulasi yang sulit direspon oleh anak. Hal tersebut dianggap sebagai hal yang baik oleh orangtua. Namun, kenyataannya berpotensi menjadikan anak tertekan. Dampaknya, anak akan enggan memberikan respon dari setiap stimulasi yang diberikan sehingga berakibat pada lambatnya perkembangan motorik halus anak. Oleh karena itu, baik orangtua ataupun guru sangat dianjurkan untuk memahami tugas-tugas perkembangan anak sesuai dengan tahapan usianya sebagaimana yang tercantum dalam STPPA (Standar Tingakat Pencapaian Perkembangan Anak). Tujuannya agar bisa memberikan stimulasi yang tepat atau sesuai dengan tahap perkembangan dan kemampuan anak.

Upaya pengembangan motorik halus anak dilakukan untuk mengembangkan 4 aspek diantaranya yaitu kekuatan, kelenturan, koordinasi, dan kelincahan. Oleh karena itu, stimulasi yang diberikan diharapkan bisa memenuhi keempat aspek tersebut agar perkembangan motorik halus anak bisa tercapai dengan maksimal. 

Adapun cara yang dianggap cukup efektik untuk mengembangkan motorik halus anak yaitu dengan menggunakan alat permainan edukatif (APE). Karena, dengan menggunakan alat permainan edukatif, anak akan lebih antusias untuk mengikuti kegiatan pembelajaran yang merupakan bentuk dari stimulasi yang diberikan untuk mendukung perkembangan motorik halus anak. 

Disamping itu, anak juga bisa menikmati kegiatan bermain yang dilakukan yang secara tidak sadar bisa melatih aspek-aspek perkembangan motorik halus. Adapun alat permainan edukatif yang bisa digunakan sebenarnya dimiliki oleh setiap sekolah anak usia dini. Akan tetapi,masih banyak guru yang belum memahami terkait urgensi dari setiap alat permainan edukatif tersebut. 

Disamping itu, guru-guru juga masih banyak yang belum mengerti tentang cara mengimplementasikan alat permainan edukatif tersebut sebagai sarana untuk mengembangkan motorik halus anak. Adapun beberapa contoh alat permainan edukatif untuk mengembangkan motorik halus anak yaitu : 

  1. Playdough merupakan salah satu alat permainan edukatif yang banyak melibatkan aktivitas jari-jari tangan serta koordinasi antara mata dan tangan. Oleh karena itu, playdough dianggap cukup efektif sebagai sarana untuk menstimulasi perkembangan motorik halus anak. Karena, saat anak bermain playdough anak akan melakukan berbagai aktivitas yang bisa mendukung perkembangan motorik halus anak yaitu, mencubit, meremas, serta membentuk.
  2. Puzzle, seperti halnya playdough puzzle juga alat permainan edukatif yang bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan motorik halus anak. Karena saat anak bermain puzzle, mereka terlatih untuk bisa mengoordinasikan antara tangan dan mata. Selain itu, juga bisa membantu anak untuk melatih aspek kelenturan dan kekuatan.
  3. Balok juga termasuk alat permainan yang menarik minat anak dan dianggap cukup efektif untuk membantu perkembangan motorik halus anak. Saat bermain balok, anak akan terlatih untuk melakukan berbagaia keterampilan terkait ketepatan, kecepatan, serta keterampilan menggerakkan.
  4. Finger Painting merupakan kegiatan melukis yang langsung menggunakan tangan sebagai kuas. Melalui aktivitas finger painting aspek kelentukan anak akan terlatih. Disamping itu, dengan bermain finger painting anak akan terlatih untuk mengaktualisasikan diri.

Semoga pemaparan di atas bermanfaat untuk membantu memaksimalkan perkembangan motorik halus anak. 

         

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun