Mohon tunggu...
Lury Sofyan
Lury Sofyan Mohon Tunggu... Ilmuwan - Behavioral Economist

find me: https://www.linkedin.com/in/lurysofyan/

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama FEATURED

Seperti Halnya Virus Corona, Panic Buying Juga Berbahaya

23 Maret 2020   13:22 Diperbarui: 7 Juli 2021   07:03 1282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
EPA-EFE/YUAN ZHENG CHINA OUT via KOMPAS.com

Ketika seseorang mengalami panic buying, dia tidak memiliki perhitungan yang memadai untuk menentukan sebanyak apa dia harus menimbun barang.

Semua orang akan mengalami kesulitan menjawab pertanyaan ini: Berapa banyak sembako yang saya harus timbun sehingga saya merasa aman menhadapai pandemi Covid-19? karena tidak tersedianya informasi yang memadai, akhirnya masyarakat berboyong-boyong membeli barang dengan menggunakan aturan sederhana (rule of thumbs) semakin banyak saya menimbun maka saya akan semakin aman.

Namun rasa aman tersebut akan mulai goyah jika melihat tetangga menimbun lebih banyak. Mereka akan selalu mencari anchor (jangkar) sebagai pembanding kelayakan keputusan mereka.

Seperti dijelaskan sebelumnya, menghilangkan panic buying adalah hal yang hampir tidak mungkin karena perilaku itu adalah insting manusia dan merupakan respon normal. 

Untuk mengendalikan hal itu, pemerintah dapat melakukan intervensi perilaku (nudge) dengan memberikan anchoring kepada masyarakat dengan memberikan acuan jumlah persediaan yang dibutuhkan selama pandemi Covid-19 terjadi. Sebagai contoh: Karena 14 hari adalah masa yang dianggap cukup untuk melakukan isolasi diri maka 14 hari bisa dijadikan anchor untuk membeli jumlah persediaan.

4. Framing kisah nyata heroisme melawan Covid-19

Sebuah pepatah mengatakan "The moment of chaos brings not only the best out in people, but also their worst!". Kisah nyata pergulatan garda terdepan melawan Covid-19 harus mendapat perhatian lebih banyak dibanding perilaku negatif seperti panic buying. 

Buat tayangan khusus mengenai perjuangan ini. Libatkan media besar dan berikan mereka penghargaan. Strategi ini akan menggerus animal spirit untuk berperilaku ego sentris mementingkan diri sendiri diatas orang banyak.

5. Pembatasan jumlah pembelian dan disinsentif

Melihat potensi buruk yang dapat diakibatkan karena panic buying, selain treatment di atas, perlu juga dilakukan treatment yang berupa pembatasan pilihan. Barang-barang vital seperti sembako, BBM, obat-obatan (termasuk masker) diberikan batasan jumlah pembelian. 

Jadikan ini default sehingga tidak ada pilihan lain. Bagi barang-barang yang tidak vital namun tetap penting, dapat dilakukan aturan disensentif misalnya ketika membeli lebih banyak, harga satuan menjadi lebih mahal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun