Mohon tunggu...
Febrian Arham
Febrian Arham Mohon Tunggu... pegawai negeri -

alumni DIII STAN' 04, (harusnya) DIV STAN' 08

Selanjutnya

Tutup

Money

Rakyat yang Tidak Tahu Diri

28 Juni 2011   01:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:07 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Terdapatlah Belanja subsidi seperti subsidi BBM,listrik sekitar 200 trilyun,sementara itu, belanja pegawai (PNS pusat termasuk instansi vertical TNI/Polri ) sekitar 150 trilyun dari sekitar 1100 trilyun uang APBN, belum termasuk belanja lain-lain sekitar 50 trilyun (yang termasuk belanja yang dikhususkan untuk PEGAWAI negeri sipil,yang telah diremunerasi,) . belanja transfer daerah sekitar 400 trilyun dari 1100 tersebut. Dari 400 trilyun tersebut sekitar 60 persen digunakan untuk belanja pegawai atau sekitar 240 trilyun. sehingga belanja PNS pusat + PNS daerah adalah sekitar 400 trilyun atau 40 % dari APBN. PDB yang artinya penghasilan keseluruhan 250 juta rakyat indonesia adalah 7000 trilyun. belanja transfer APBN ke daerah rata-rata menjadi bagian/porsi dari pendapatan APBD daerah sebesar 70 %. Jika 400 trilyun adalah sebesar 70% dari APBD seluruh daerah maka total APBD (dari 500 Kabupaten,Kota dan provinsi) di seluruh Indonesia adalah 600 trilyun,artinya sisa APBD yang didapat dari pendapatan asli daerah adalah sekitar 200 trilyun. jika keuangan Negara adalah keseluruhan APBN+APBD maka Uang Negara sebesar 1300 trilyun per tahun, yaitu sebesar 1300/7000 trilyun sekitar 18 % dari PDB. 18 % artinya hampir 1 dari 5 orang yang ada di sekitar kita hidup berdasarkan uang Negara, entah itu secara langsung (sebagai keluarga/orang yang dibiayai dari gaji PNS,TNI&Polri dan pemilik serta pekerja perusahaan yang sebagian besar pendapatannya berasal dari usahanya mengerjakankegiatan belanja modal instansi pemerintah), maupun tidak langsung seperti pemilik warung yang pendapatannya di dapat dari pelanggan PNS, pemilik warung fotokopi yang pendapatannya didapat dari belanja barang instansi pemerintah  dan yang pasti semua kegiatan usaha di negeri ini yang menggunakan Listrik dan BBM/gas yang menghemat biaya produksinya dibantu oleh subsidi pemerintah.

memang subsidi bukanlah kebijakan baru oleh pemerintah sekarang. pemerintah sekarang justru mengurangi subsidi tersebut dengan menaikkan harga BBM dan tarif dasar listrik.

tapi ingat, porsi harga pasar dari BBM dan listrik tersebut sekarang lebih tinggi jika dibandingkan masa lalu. dan inilah yang menyebabkan kita dapat menghargai negeri kita sendiri sebagi Negara yang kaya.

jika dihubungkan dengan suara para vokalis yang mengatasanamakan rakyat belakangan ini, yang menyebutkan kita sebagai Negara kaya yang (bersikap) seperti Negara miskin, maka seharusnya dipertanyakan rakyat yang seperti apakah dia. jika rakyat kecil ada , siapakah rakyat besar ?kenapa (rakyat besar) jarang disebut?siapa rakyat besar? dalam lingkup perbincangan informal terdapat istilah emosional yang artinya lupa diri, lupa sementara akan dirinya. Untuk beberapa hal, tindakan emosional wajar dilakukan sebagai manusia, terlebih sebagai bangsa asia.

golongan (masyarakat berpenghasilan) menengah di Indonesia diramalkan akan menjadi yang terbesar di dunia dalam beberapa tahun ke depan. indikasi ini dapat terlihat dari terpakainya instrument modern seperti twitter dan facebook yang menepatkan (individu-individu) Indonesia sebagai kliennya yang besar, laku kerasnya Handphone dan Laptop, dan indikasi-indikasi lain.

Dalam masyarakat menengah (masih ke bawah) yang haus bacaan untuk terus menaikkan statusnya ke tingkatan lebih tinggi, rakyat adalah para wartawan yang menyuarakan pikiran para politisi yang notabene bekerja dengan mempermainkan kemungkinan (art of possibility) dan menyajikannya sebagai “si” bahan bacaan. rakyat sekarang adalah semua wartawan yang menyebarluaskan segala hal yang ingin didengar/ dilihat oleh rakyat kebanyakan dikarenakan para wakil rakyat di DPR tidak dapat berfungsi dengan baik karena tersandera kepentingan golongan/partainya. Dan rakyat kebanyakan adalah para pribadi yang emosional.

4 juta PNS&TNI Polri yang dikategorikan sebagai masyarakat menengah sudah sepatutnya dirasionalisasi (baik dengan penisiun dini atau pengalokasian SDM pada isntansi-instansi dengan tepat). namun jika distandarkan dengan komposisi PNS negara lain Indonesia termasuk yang terbelakang. 1 PNS harus melayani sekitar 70 orang termasuk anak kecil, bayi dan para lansia.

kenyataaanya, boro-boro melayani para lansia, melayani diri sendiri pun tidak pernah tercukupi oleh PNS indonesia.

PDB yang 7000 trilyun dapat diartikan bahwa uang belanja 250 juta penduduk indonesia (termasuk bayi dan lansia tadi) adalah sekitar 3 juta setahun atau 250 ribu sebulan.

jika 1 rumah rata-rata terdapat 5 orang berarti penghasilan normal keluarga di rumah itu adalah 1,25 juta sebulan, dengan standar minimal hanya 1 orang yang menghasilkan uang.

Inilah yang menyebabkan indonesia yang dikategorikan sebagai negara berkembang menuju makmur belakangan ini. jika dalam satu keluarga terdapat  1 orang kepala keluarga dengan penghasilan di atas 2 juta maka ia tidak dapat dikatakan sebagai rakyat kecil!

masalahnya banyak keanehan di Indonesia. mereka cukup pandai untuk memiliki pendidikan. namun cukup bodoh(/idiot/gila!) dan sudah pasti RAKUS untuk melupakan logika sederhana  ini dan mengaku sebagai rakyat.

rakyat sebenarnya adalah mereka yang memiliki penghasilan rata-rata 1,25 juta sebulan dan menghidupi keluarganya.

tidak pantas orang yang memiliki penghasilan di atas 10 juta  dalam keluarganya (entah itu bersumber dari uang apapun) mengaku sebagai rakyat kecil.

terlepas dari adanya banyak orang yang berpenghasilan 1000 juta sebulan dalam keluarganya mengaku sebagai rakyat biasa juga(...hahahaha....), korupsi kecil sebenarnya menghasilkan bencana buruk dalam sistem keseluruhan dari bernegara.

PNS yang masih mengutip 10.00-50.000 dari pelayanannya sudah sepatutnya ditampar saat itu juga(sewaktu melakukan kegiatan tersebut) dan dihukum pancung (termasuk juga kolega yang membelanya) demi kemaslahatan lebih besar jika ia masih mengklaim tindakannya benar. Dan sehubungan dengan kesumpekan solusi atas masalah negara belakangan ini yang menimbulkan wacana pensiunan dini dan penghentian penerimaan PNS,sudah sepatutnya kita memberikan apresiasi atas "tamparan" kepada bawahan (berupa wacana) tersebut oleh Menkeu dan Mendagri walaupun wacana itu nantinya tidak dilakukan juga karena Rakyat yang paling tidak tahu diri di negara ini dan bersalah adalah mereka  yang berpenghasilan 1000 juta sebulan dalam keluarganya :D

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun