Mohon tunggu...
Fetty fitria
Fetty fitria Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Blog pribadi yang menulis berbagai pengalaman

Menulis krn ingin mengeluarkan keluh kesah dalam hati dan sekaligus ingin berbagi pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ternyata Lebaran Kali Ini Masih Mengucapkan Doa yang Sama

31 Juli 2020   12:36 Diperbarui: 2 Agustus 2020   12:01 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun lalu aku mengucapkan doa itu sekarang aku mengucapakannya lagi, sebenarnya aku tidak mau mengucapkan doa itu lagi saya ingin mengakhirinya, saya ingin menguburnya dalam-dalam, saya ingin menjadikan itu kenangan. Tapi Allah berkehendak lain aku harus mengucapkannya lagi hari ini, hatiku sakit iri melihat semua orang berkumpul bersama, melihat dalam satu keluarga ada seorang ayah, seorang ibu, seorang kakak, seorang adik, Rasanya saya ingin meminta kepada sang pencipta jangan ada lebaran, jangan ada hari raya atau semacamnya.

Mungkin kalian melihat saya tersenyum tapi kalian telah mengiris hatiku yang paling dalam, saya juga pengen kaya kalian berkumpul bersama merayakan hari raya bersama keluarga. Ada Bapak, mama, adik dll. Tapi aku harus gimana supaya mimpi itu tercapai apa aku harus tidur terus supaya mimpi itu saya lihat sepanjang malam dan sepanjang hari.

Keluargaku memang masih utuh, kami berpijak dibumi yang sama, menatap langit yang sama tapi kami berbeda dengan kalian, bukan bebeda bumi bukan tapi berbeda dengan keadaan, situasi, atau labih tepatnya berbeda nasib.

Dari dulu aku bermimpi satu hariii saja kita berkumpul dalam satu rumah, satu hari saja apa itu berat bagi engkau sang pencipta? tidak kan!!!, satu hari saja aku hanya ingin melihat  anggota keluargaku dalam satu rumah,ingin tertawa bersama, ingin berfoto bersama supaya aku punya kenangan bahwa kita pernah satu rumah, ingin berdoa bersama, bukan berdoa untuk bersatu kembali tapi berdoa untuk kebahagian masing-masing tanpa menghilangkan silaturahmi keluarga yang pernah putus.

Aku tidak menyalahkan siapapun kita broken home, saya tau itu adalah yang terbaik menurut sang pencipta walaupun bagiku itu adalah kenangan paling buruk yang mengiris-giris hatiku yang betul-betul meninggalkan bekas sampai sekarang.

Aku sudah menerima kenyataam itu setiap hari aku berusaha mengikhlaskanya berharap tidak akan iri terhadap keluarga lain. 

Yang aku inginkan sekarang lebaran kali ini menjadi lebaran terakhirku meminta kepada allah untuk mengumpulkan kita di lebaran tahun berikutnya, saya ingin tahun depan sudah tercapai dan tdk menjadikannya doa utamaku. 

Aku tidak banyak minta sekarang, saya hanya ingin kumpul dengan mamaku adik-adikku, itu saja dan mereka saja, sudah cukup lama kami berpisah mungkin 10 tahun yang lalu kita lebaran bersama atau bahkan sudah lebih saya betul-betul tidak mengigatnya lagi karena memang sdh begitu lama.

Saya tau kami berpisah bukan karena sebuah keinginan tapi karena keadaan, saya juga tau pasti mereka semua merindukanku, rindu yang terpendam bertahun-tahun.

Disituasi seperti ini saya sering bertanya apakah ada orang lain merasakan hal yang sama? Disaat orang lain tidak kepikiran mengucapkan doa supaya tahun depan bisa bersama keluarga kita mengucapkannya dengan dalam dan penuh harapan. Kenapa kita begitu susah mendapatkan yg orang lain dengan mudah dapatkan walaupun dalam keadaan tidur.

Aku sangat membenci keadaan ini, tapi aku harus lari kemana, bumi pun bundar jika saya terus berlari saya akan tetap bertemu dgn keadaan yang sama. "Takdir dan Nasib" mungkin paling cocok untuk ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun