Mohon tunggu...
MBAH PRIYO
MBAH PRIYO Mohon Tunggu... www.fixen.id - majalah sastra online

Seorang kakek yang telah pensiun dari hiruk pikuk dunia, banyak menulis fiksi di FIXEN.ID/ Berpengalaman sebagai Dosen, IT Professional dan International Trade Mediator. Memilih stay home setelah selamat dari serangan dari negara api pada tahun 2019, menjalanni hobi berkebun lemon, ternak ikan dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Bagaimana Menjadi Kandidat Idaman di Mata HRD?

21 Juni 2025   09:19 Diperbarui: 21 Juni 2025   09:19 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya menjalani profesi sebagai Dosen dan Konsultan tehnologi selama 35 tahun, sedikit banyak memahami bagaimana harus membawakan diri di depan seorang interviewer, yang sengaja memberikan kondisi seolah-olah ingin "menguliti" kita.

"Ceritakan tentang diri Anda." Begitu pertanyaan pembuka dilontarkan, tangan dingin, napas mulai pendek, dan otak tiba-tiba blank. Interview kerja memang bukan sekadar sesi tanya jawab---ia adalah momen menentukan yang kadang menegangkan. Tapi, pernahkah kita benar-benar memahami apa yang sebenarnya dicari oleh HRD dari balik meja interview itu?

Lebih dari Sekadar CV

Banyak dari kita berpikir bahwa pengalaman kerja adalah segalanya. Semakin panjang, semakin impresif. Tapi nyatanya, tidak selalu begitu. Beberapa HRD justru lebih tertarik pada potensi: semangat belajar, sikap profesional, dan kemauan beradaptasi. Bahkan ada yang mengatakan, "Lebih baik punya orang yang siap belajar daripada orang yang merasa sudah tahu segalanya."

Soft Skills dan Culture Fit: Tiket Emas?

Dalam beberapa pengalaman saya---baik sebagai kandidat maupun mendampingi rekan yang bekerja di HR---soft skills kini jadi pertimbangan besar. Kemampuan berkomunikasi, bekerja dalam tim, menyampaikan pendapat dengan sopan namun percaya diri, menjadi nilai plus.

Jangan salah, culture fit atau kecocokan karakter dengan budaya perusahaan kini sering menjadi pertimbangan utama. Seseorang yang bisa membawa energi positif ke dalam tim, meski belum terlalu ahli secara teknis, kadang lebih dicari daripada yang ahli tapi sulit diajak bekerja sama.

HRD Menilai dari Hal-Hal Kecil

Pernah ada seorang teman yang ditolak karena---kata HRD---terlalu sering memotong pembicaraan saat interview. Hal kecil? Mungkin. Tapi bagi HRD, itu bisa jadi cerminan karakter. Cara kita menyambut pertanyaan, menatap lawan bicara, hingga gestur dan intonasi suara, semuanya dinilai.

HRD bukan cenayang, tapi mereka sudah terbiasa membaca orang. Kadang, satu kalimat bisa menunjukkan karakter. Misalnya: "Saya suka tantangan, tapi tidak suka disalahkan kalau gagal." Hmm, itu bisa jadi bendera merah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun