Mohon tunggu...
MBAH PRIYO
MBAH PRIYO Mohon Tunggu... Sketsa Hitam Putih - www.fixen.id

Seorang kakek yang telah pensiun dari hiruk pikuk dunia, banyak menulis fiksi di FIXEN. Berpengalaman sebagai Dosen, IT Professional dan International Trade Mediator. Memilih stay home setelah selamat dari serangan dari negara api pada tahun 2019, menjalanni hobi berkebun lemon, ternak ikan dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Savior Complex Syndrome: Mirip dengan Budaya Masyarakat Indonesia yang Suka Menolong!

15 Februari 2025   06:00 Diperbarui: 14 Februari 2025   20:45 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Uluran tangan - dokpri

Pendahuluan

Savior Complex Syndrome, atau yang dikenal juga sebagai Messiah Complex, adalah kondisi psikologis di mana seseorang merasa terdorong untuk "menyelamatkan" orang lain, bahkan ketika tidak diminta atau diperlukan. Di Indonesia, fenomena ini bisa ditemukan dalam berbagai aspek kehidupan sosial, mulai dari lingkungan keluarga, komunitas, hingga dalam skala yang lebih luas seperti kepemimpinan dan politik.

Dalam batas tertentu, kecenderungan ini bisa menjadi hal yang positif karena menunjukkan rasa empati dan kepedulian sosial yang tinggi. Namun, jika tidak dikendalikan, savior complex dapat berdampak negatif, baik bagi individu yang memiliki sindrom ini maupun bagi orang-orang yang "dibantu."

Ciri-ciri Savior Complex

  1. Merasa Bertanggung Jawab untuk Orang Lain
    • Orang dengan savior complex sering merasa bahwa tanpa kehadiran mereka, orang lain tidak akan mampu menyelesaikan masalahnya sendiri.
  2. Kesulitan Menetapkan Batasan
    • Mereka cenderung mengorbankan diri sendiri, baik dari segi waktu, tenaga, maupun emosi, demi membantu orang lain, bahkan jika itu merugikan mereka.
  3. Membantu Tanpa Diminta
    • Mereka sering menawarkan bantuan atau solusi meskipun orang yang bersangkutan tidak menginginkannya atau tidak membutuhkannya.
  4. Mengabaikan Kebutuhan Pribadi
    • Demi "menyelamatkan" orang lain, mereka sering mengesampingkan kepentingan dan kesejahteraan pribadi.
  5. Merasa Kecewa Jika Bantuan Ditolak
    • Jika orang lain menolak bantuannya, mereka bisa merasa marah, frustasi, atau bahkan tersinggung.
  6. Merasa Paling Tahu yang Terbaik
    • Mereka cenderung percaya bahwa solusi mereka adalah yang paling tepat dan orang lain harus mengikutinya.

Savior Complex dalam Budaya Indonesia

Di Indonesia, budaya gotong royong dan kekeluargaan yang erat sering kali membuat individu merasa bertanggung jawab atas kesejahteraan orang lain. Beberapa contoh manifestasi savior complex dalam kehidupan sehari-hari meliputi:

1. Orang Tua yang Terlalu Protektif

  • Banyak orang tua di Indonesia merasa bahwa mereka harus terus mengarahkan kehidupan anak-anak mereka, bahkan setelah anak-anaknya dewasa. Mereka merasa "tahu yang terbaik" dan sering kali mendikte pilihan hidup anak, mulai dari pendidikan hingga pernikahan.

2. Tetangga atau Keluarga yang Terlalu Ikut Campur

  • Dalam lingkungan sosial yang erat, sering kali ada anggota keluarga atau tetangga yang merasa wajib memberikan nasihat atau bantuan, bahkan ketika tidak diminta.

3. Pemimpin yang Menganggap Diri sebagai Penyelamat

  • Dalam dunia politik dan kepemimpinan, tidak jarang pemimpin merasa bahwa mereka harus "menyelamatkan" rakyatnya dengan cara yang mereka anggap benar, bahkan jika kebijakan tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan nyata masyarakat.

4. Netizen "Malaikat Penolong"

  • Di media sosial, banyak individu yang merasa perlu "menyelamatkan" orang lain dari opini atau perilaku yang mereka anggap salah, sering kali tanpa memahami konteks yang sebenarnya.

Gotong Royong dan Kepedulian Sosial: Bagian dari Savior Complex?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun