Mohon tunggu...
MBAH PRIYO
MBAH PRIYO Mohon Tunggu... Sketsa Hitam Putih - www.fixen.id

Seorang kakek yang telah pensiun dari hiruk pikuk dunia, banyak menulis fiksi di FIXEN. Berpengalaman sebagai Dosen, IT Professional dan International Trade Mediator. Memilih stay home setelah selamat dari serangan dari negara api pada tahun 2019, menjalanni hobi berkebun lemon, ternak ikan dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hari Raya Hari Gengsi Nasional

11 Februari 2025   20:22 Diperbarui: 11 Februari 2025   20:22 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salaman - Kompas.com

Di bawah langit yang cerah benderang,  Bersemai harapan, menyebar wangi bunga,  
Tibalah saatnya di mana semua orang,  
Merayakan kebersamaan, dengan jiwa yang ceria.

Hari Raya tiba, bagaikan sinar pagi,  
Memanggil hati untuk bersuka cita,  
Namun di balik keramaian yang bersemi,  
Ada rasa gengsi membayangi kita.

Kita bersolek, berbusana megah,  
Mempersembahkan diri dalam cahaya berkilau,  
Pakaian terbaik, dan senyum lebar terbentang,  
Seolah tak ada duka di sudut hatimu yang kelam.

Namun apa arti semua hiasan dan warna,  
Jika hati tak secerah wajah yang terpampang?  
Gengsi merajai, menguasai rasa,  
Saat silaturahmi tak lagi tulus tuhanku.

Lampu-lampu berkilau di setiap sudut jalan,  
Bising tawa, lagu merdu tak pernah henti,  
Namun di balik kesenangan yang mengalir deras,  
Ada rasa kosong, terasing dalam komunitas yang berarti.

Kita adakan jamuan, hidangan melimpah,  
Namun kadang terlupa, dalam kesibukan kita,  
Hargai setiap tetamu yang datang dengan ikhlas,  
Kendalikan gengsi, makna sejati kita.

Satu piring nasi, seribu makna tersimpan,  
Tertawa bersama, berbagi cerita yang hangat,  
Di balik harga diri yang seolah dijaga,  
Terdapat harta, lebih dari sekadar tampak.

Hari Raya bukan hanya gengsi yang bertata,  
Namun tentang kasih yang menyatu di hati,  
Tentang mereka yang kita lupakan sejenak,  
Yang perlu kita rangkul, dalam hangat kasih sayang.

Mari kita hapus garis gengsi yang membentang,  
Biarkan cinta merajai, di hari yang suci ini,  
Setiap pelukan, setiap senyuman tulus,  
Adalah hadiah terindah yang dapat kita beri.

Kita rayakan bersamaan, tanpa batas dan dinding,  
Dalam satu naungan, sebagai satu keluarga,  
Hari Raya, Hari Gengsi Nasional yang berkilau,  
Namun lebih dari itu, mari kita kembali pada cinta.

Sebuah harapan baru, di balik kilau dan gemerlap,  
Bahwa di setiap langkah, kita dapat berkesempatan,  
Menjadi lebih dari sekadar penampilan semata,  
Hidup dalam harmoni, bersama insan yang kita cintai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun