Mohon tunggu...
Priyanto Nugroho
Priyanto Nugroho Mohon Tunggu... lainnya -

"art is long, life is short, opportunity fleeting, experiment dangerous, judgment difficult"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bocah 10 Tahun Berikan Solusi Krisis Eropa

4 April 2012   07:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:03 1699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13335258791914423391

Krisis ekonomi yang melanda negara-negara kawasan Eropa sudah memasuki tahun ketiga dan belum terlihat kapan akan berakhir, serta bagaimana nanti akhirnya.

Krisis yang dipicu oleh membengkaknya defisit anggaran negara untuk membiayai subsidi dan program jaminan sosial lainnya, sehingga utang negara-negara tersebut, seperti di Yunani menggunung, telah semakin terasa dampak negatifnya bagi kebanyakan masyarakat akibat negara-negara tersebut harus melakukan program pengencangan ikat pinggang (austerity program). Tak heran bila program ini menimbulkan gejolak sosial karena esensinya adalah menurunkan standar hidup masyarakat dalam jangka pendek. Kini, demonstrasi besar-besaran bahkan yang anarkis, jauh lebih parah dari yang terjadi di Jakarta dan beberapa kota besar di Indonesia menjelang 1 April yang lalu terkait isu ‘BBM’, banyak terjadi di negara-negara Eropa, seperti yang terjadi di Yunani dan Spanyol misalnya.

Mungkin merasa prihatin dengan apa yang dilihat, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dala pemberitaan televise, seorang anak lelaki berumur 10 tahun dari negeri Belanda tergerak untuk memberikan masukan pemecahan masalah krisis ini kepada para pemimpin Eropa.

Dalam bayangan dunia kanak-kanaknya, Jurre Hermans, nama anak lelaki tadi menyampikan pemikiran hasil perenungannya dalam sebuah surat, lengkap dengan diagram yang menjelaskan alur pikirnya. Dalam diagram yang menunjukkan khas anak-anak untuk menggambarkan bagaimana mekanisme solusinya bekerja, ada gambar pizza (sehingga ada yang menyebut pizza solution ala Hermans) dan kartun serta garis-garis layaknya presentasi konsultan profesional.

Singkatnya, dia menyampaikan bahwa Yunani harus keluar dari keanggotaannya dalam Euro-zone, negara-negara pengguna mata uang tunggal Euro.

Caranya, seluruh penduduk Yunani diwajibkan untuk menukarkan uang Euro-nya ke pemerintah, melalui bank, dan ditukar dengan mata uang lama Yunani, yaitu Drachma. Nah, uang Euro yang terkumpul ini, yang oleh Hermans digambarkan dalam bentuk pizza, nantinya akan digunakan oleh pemerintah Yunani untuk melunasi hutang-hutangnya. “Setelah semua hutang terlunasi, Yunani boleh gabung lagi ke kelompok negara-negara pengguna mata uang Euro”, katanya.

Hermans pun menyadari bahwa tentu tidak semua penduduk Yunani akan secara suka rela menukarkan Euro-nya karena menurutnya tentu masyarakat Yunani takut kalau daya beli uang Drachma-nya akan terus merosot karena kondisi ekonomi Yunani yang masih buruk dan kepercayaan kepada Yunani terkikis. Dia menyarankan agar barang siapa yang menyembunyikan Euro agar terhindar dari kewajiban menukar ke Drachma, didenda 2 kali lipat dari jumlah uang Euro yang dia sembunyikan. Hebat bukan cara berfikir Hermans ini?

Ide mas Hermans ini disampaikan dalam sayembara berhadiah 250 ribu pound sterling yang disponsori keluarga seorang milyarder Inggris, Tory peer Lord Simon Wolfson, untuk mencari solusi yang paling minimal dampak negatifnya dalam menghadapi krisis di kawasan Eropa dan kemungkinan pecahnya ‘kongsi’ negara-negara kawasan tersebut (the Euro zone break up).

Sudah ada ratusan proposan usulan solusi dari para ekonom terkemuka yang diterima dan 5 short lists kandidat pemenang baru saja diumumkan. Tentu saja tidak termasuk yang dari mas Hermans tadi. Namun, atas bentuk keprihatinan mas Hermans tadi yang cukup menggemparkan pemberitaan di media-media Eropa, pihak penyelenggara memberikan hadiah berupa voucher senilai 100 Euro.

Paling tidak, dari fenomena Jurre Hermans ini menunjukkan betapa parahnya dampak krisis ekonomi Eropa sehingga anak-anakpun menyadari akibatnya.

Siapa tahu hal ini bisa menjadi inspirasi bagi anak-anak Indonesia untuk juga memberikan solusi atas polemik harga BBM. Mudah-mudahan bukan demo-demoan dan keributan di sidang Paripurna yang melekat di benak mereka.

Bila ingin melihat teks surat asli mas Jurre Hermans, bisa diperoleh di link ini.

[caption id="attachment_169977" align="aligncenter" width="650" caption="Jurre Hermans dengan diagram solusinya (Photo AP/www.news.com.au)"][/caption]

(www.guardian.co.uk / www.news.com.au)

‘Rahasia’ dibalik kerapuhan Euro

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun