Mohon tunggu...
koko anjar
koko anjar Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang penikmat senja dengan segala romantikanya. Menyukai kopi dan pagi sebagai sumber inspirasi dan dapat ditemui di Hitsbanget.com.

Seorang penikmat senja dengan segala romantikanya. Menyukai kopi dan pagi sebagai sumber inspirasi dan dapat ditemui di Hitsbanget.com.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Pesan Cinta dari Jayapura

9 Januari 2019   00:47 Diperbarui: 9 Januari 2019   02:52 620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak sedikitpun ia berbicara tentang Jaka. Ia takut mengusik Nuri yang terlihat mulai bangkit dari kesedihannya. Begitu pula Nuri, ia tak menanyakan kelanjutan kabar Jaka. Baginya menanyakan Jaka hanya akan mengorek luka lama.

Setelah pertemuan itu, Raga jadi rutin menemui Nuri dikala mendapat waktu libur dari sekolahnya. Benih-benih cinta mulai muncul antara keduanya. Apalagi di akhir masa sekolah, Raga mendapat mutasi ke Solo. Hubungan mereka berdua semakin dekat.

Satu tahun berselang Nuri wisuda. Ia selesaikan kuliahnya dengan baik. Raga lah menyambutnya keluar dari tempat bersejarah pemberian gelar sarjana. Kebetulan orang tua Nuri berhalangan untuk hadir lantaran ibunya tak enak badan untuk menempuh perjalanan jauh.

Malam harinya Raga mengajak Nuri untuk jalan-jalan ke titik nol kilometer kota Jogja. Dibawah lampu-lampu kota yang berpijar di malam hari dan langit yang berserakan oleh jutaan bintang, Raga menyatakan perasaannya. Dan Nuri menerimanya.

Minggu demi minggu berlalu sejak malam indah itu. Nuri kini bekerja di sebuah portal berita online. Sedangkan Raga masih saja berada di Solo. Mereka bertemu tiap akhir pekan. Terkadang Raga yang ke Jogja, terkadang pula Nuri yang ke Solo. Semua berlangsung normal. Hingga suatu sore ia mendapat sms dari nomer tak dikenal.

"Nuri, gimana kabarnya? Maafkan kekasihmu yang menghilang ini. Aku masih hidup! Aku selamat! Banyak hal yang akan kuceritakan nanti saat kita bertemu. Dari Jayapura, Jaka Subagja."

Nuri tak tahu harus membalas apa. Baginya Jaka sudah mati. Ia pun kini sudah punya Raga di hatinya. Entahlah, ia hanya terpaku menatap pesan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun