Mohon tunggu...
koko anjar
koko anjar Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang penikmat senja dengan segala romantikanya. Menyukai kopi dan pagi sebagai sumber inspirasi dan dapat ditemui di Hitsbanget.com.

Seorang penikmat senja dengan segala romantikanya. Menyukai kopi dan pagi sebagai sumber inspirasi dan dapat ditemui di Hitsbanget.com.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Puing Cinta yang Berserakan

7 Januari 2019   23:36 Diperbarui: 8 Januari 2019   00:05 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kenapa? Bukannya aku dah biasa ke tempat bencana."

"Iya sih, tapi perasaanku beda aja. Lebih cemas daripada waktu kamu ke sinabung dulu."

"hahaha...kamu ini aneh, udah tau pacarmu ini pecinta alam. Masih aja khawatir. Waktu diksar aku terbaik lho."

"Itu kan diksar, lha ini bencana beneran lho!"

"Tenang, kalaupun terjadi apa-apa sama aku, berarti aku mati syahid. Kan jaminan surga." Kata Rani sambil tersenyum manis. Dibawah redup cahaya purnama malam itu, Rani memang terlihat sedang cantik-cantiknya.

"Hush, jangan ngomong gitu. Masih kan masih banyak jalan lain buat masuk surga."

"Dah lah gak usah dibahas lagi, pulang aja yuk."

"Hmmm...ya udah ayo pulang."

Mereka berdua pulang dengan perasaan berbeda. Wana dengan kegelisahannya dan Rani dengan rasa siaganya. Ya, Rani sudah menyiapkan diri kalau tiba-tiba ada panggilan untuk berangkat ke kota P.

Kegelisahan Wana bukan tanpa alasan. Ia banyak membaca tentang potensi bencana di kota P. Dari berbagai artikel yang ia baca, di laut sebelah selatan kota P terdapat patahan besar di dasar lautnya. Patahan tersebut sering bergerak. Karena itu gempa dalam skala kecil sering terjadi di kota P. Sedangkan gempa besar yang baru saja terjadi sebenarnya sudah diprediksi sejak lama. Hanya saja beberapa alat deteksi tsunami yang terpasang di pantai kota itu diketahui sudah rusak sejak beberapa tahun lalu. Sewaktu-waktu gempa dan tsunami susulan bisa saja terjadi.

Kegelisahan Wana akhirnya terjawab. Minggu pagi datang pesan singkat dari Rani untuk berpamitan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun