Mohon tunggu...
PRITADWIANGGRAENI
PRITADWIANGGRAENI Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Prita Dwi Anggraeni

Prita Dwi Anggraeni SMA PGRI 1 Lumajang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Maju Negeriku Kugenggam Widyaku

26 April 2022   10:56 Diperbarui: 26 April 2022   10:58 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

 Oleh: Prita Gadis Penuh Harapan
Asal: SMA PGRI 1 Lumajang

(Prita Dwi Anggraeni)

Aku, dara manis asli dusun yang letaknya kisaran tak lebih dari tujuh kiloan dari arah utara kota Lumajang. Daerahku budaya dan kebiasaanya masih tidak terlalu banyak up date tentang info terkini. Masyarakatnya cukup menerima apa yang Tuhan berikan dalam mengenyam dan menikmati sepanjang hidupnya. "Cukup buat makan saja sudah alhamdulillah, "begitu yang sering kudengar dari Mbok Sarni, orang yang sering membantu membereskan rumah kami. Namun, apakah hanya sebatas begitu saja pemikiran kita? Tentu tidak, Kawan... Impian dan langkah kita harus lebih dari seribu bahkan jutaan langkah ke depan, karena apa yang diimpikan oleh orang tua kita, tentang kehidupan kita harus lebih indah dari yang beliau berdua nikmati. Begitu pula dengan kita, kenyataan yang kita raih kelak harus lebih baik dari yang kita impikan.

Kawan, walau aku berasal dari dusun, namun masyarakat di sekitaran dusun kami selalu semangat dan bergembira menerima segala pencerahan demi majunya kehidupan kami. Kehidupan dan budaya kami yang beraneka ragam, kami jadikan pelajaran indah bagi generasi remaja. Aku, salah satu contoh generasi remaj yang hidup di daerah itu. Aku bersama dengan kawula remaja lainnya di daerahku, selalu ingin mendapatkan banyak ilmu. Tak heran kalau kami pun menimba ilmu di luar daerah kami, mengingat kami juga ingin mengenyam ilmu yang lebih baik.

Bagi kami, pendidikan itu bisa kami peroleh dari mana saja, kami bisa mendapatkannya dengan cara apa saja. Sebagai orang desa, kami bisa mendapatkannya dari sesepuh desa kami, misalnya tentang aturan-aturan desa yang belum sempat disampaikan oleh orang tua kami hingga kami remaja ini. Bisa jadi tentang cara bergaul di sekitaran tempat tinggal kami, bagaimana kami bergaul dengan sesama remaja, bagaimana bertegur sapa dengan orang yang lebih tua, bagaimana menggunakan bahasa Jawa atau Madura secara andap dan santun, bagaimana menghormati sesama masyarakat desa, itu yang patut kami junjung tinggi.

Ayah selaku penduduk asli desa kami, sering berpesan, "Sebelum kamu menjadi orang kelak, kamu harus bisa menjadi sarjana sing sujana." Maksud dari petuah Ayah, tersebut kita sebagai orang Jawa terlebih hidup di negara Indonesia harus bisa berilmu dan membentuk karakter kita yang mengedepankan sikap sebagai intelektual yang mengandalkan kecerdasan berpikir, kedewasaan dalam bertutur kata dan bertindak, anti kekerasan, berbudaya, bermartabat, inspiratif, serta menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila.

Untuk itu para orang tua, khususnya yang berada di lingkungan sekitar kami sering kali juga nongkrong-nongkrong bersama, sekedar membahasa apa yang sedang dilakukan oleh anak-anaknya yang mulai beranjak remaja agar mereka, sebagai orang tua, harus bisa mengingatkan anak-anak mereka untuk berhati-hati dalam pergaulan, sehingga semua bisa mendukung dan mendidik mereka sekuat tenaga dan sepenuh hati agar anak-anak mereka bisa mencapai kesuksesannya secara gemilang.

Pada era saat ini, dimana zaman terus berkembang dan ilmu pengetahuan bisa kita akses lewat mana saja, khususnya melalui internet yang sebagian besar orang-orang tau.Karena keberadaan ilmu pengetahuan dan perkembangan - perkembangan kehidupan yang semakin maju merupakan stau kesatuan yang saling terikat dan tidak dipisahkan antara satu dengan yang lain. Tetapi, masyarakat disekitar rumah kami, masih belum terbiasa dengan berbagai pembaruan pembaruan pada bidang teknologi untuk mengakses dan mencari berbagai referensi ilmu pengetahuan. Apakah hal tersebut menjadi sebuah penghalang bagi kami untuk mendapatkan pendidikan? Tentunya tidak, bagi kami pendidikan tidak harus semuanya berasal dari internet, tetapi bagaimana usaha kami untuk mendapatkan sebuah pendidikan yang diimpikan. Tidak peduli seberapa jauh kami menimba ilmu, jika memang itu adalah sebuah kewajiban bagi remaja seperti kami untuk bekal masa depan. Karena ilmu memiliki manfaat sangat banyak yang berguna untuk kehidupan kami kelak. Sering sepintas kami mendengar sebuah desas-desus dari beberapa orang, yang menurut saya tidak masuk akal. Kurang lebihnya kata katanya seperti ini "Sudahlah, pendidikan bukan menjadi penentu kesuksesan".

Apakah kami dengan mudahnya bisa menerima kata-kata tersebut? Dan apa dengan kata-kata itu kita mudah terperosok untuk tidak menimba ilmu pengetahuan? Tentu sangat tidak mungkin, kan? Bisa kita berpikir lebih bijak lagi. Apakah kesuksesan datang kepada kita dengan keberuntungan atau yang sekarang biasa disebut dengan hoki? Memangnya, semua itu datang kepada kami tanpa adanya usaha dan perjuangan sungguh-sungguh? Semua itu tidak benar, sungguh.

Semua kesuksesan bisa kami peroleh dengan perjuangan dan usaha yang sangat berat dan menguras banyak tenaga,bahkan waktu. Kami berharap orang-orang seperti kami tidak pernah menganggap remeh sebuah pendidikan, diamana pendidikan itu berisi tentang ilmu pengetahuan, moral untuk masa depan yang dapat meningkatkan kualitas pemikiran manusia, sehingga manusia yang memiliki dan faham akan ilmu pengetahuan mereka akan dengan mudahnya untuk menyelesaikan setiap permasalahan hidup. Kawan.. janganlah kita menyombongkan diri hanya karena merasa ilmu yang kita miliki tinggi, jadilah seseorang yang rendah hati dan mau berbagi pengetahuan. Seperti peribahasa yang biasa kita dengar" ilmu bagaikan tumbuhan padi, semakin berisi semakin merunduk" yang memiliki arti semakin banyak pengetahuan semakin rendah hati.

Jadikan keanekaragaman budaya sebagai pelajaran indah untuk menuntut ilmu. Sebelum itu kita fikirkan lagi bahwa pendidikan tidak hanya mengajarkan kita tentang sebuah materi di buku atau apa pun, tetapi dengan pendidikaan kami bisa membentuk karakter dan moral pada diri kami masing-masing. Karena ilmu tidak selalu didapat dari sekolah saja. Pengalaman sehari-hari juga bisa dijadikan ilmu untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Kami berharap dengan usaha dan perjuangan yang dilakukan membawa sebuah kemajuan bagi negeri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun