Mohon tunggu...
Pringadi Abdi Surya
Pringadi Abdi Surya Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan kreatif

Lahir di Palembang. Menulis puisi, cerpen, dan novel. Instagram @pringadisurya. Catatan pribadi http://catatanpringadi.com Instagramnya @pringadisurya dan Twitter @pringadi_as

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Memorabilia Nasyid di Bulan Ramadan

22 April 2021   07:16 Diperbarui: 22 April 2021   07:22 1439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SNADA. Sumber: Muslimah Daily.

Biasanya, pendengar lagu ini akan sekaligus menyukai lagu Ar Ruhul Jadid:

Arruhul jadid fi jasadil ummah
Hai mujahid luluh lantakkan jiwa pendosa

Kami petualang mencari kebenaran
Mencari makna serta hakikat manusia
Kami berjuang menegakkan kehormatan
Hidup mulia atau mati sebagai syuhada

Memang ngeri betul kalau lirik-lirik ini dibawa ke konteks kekinian. Kesyahidan dianggap sebagai teror. Para pelaku teror itu menyempitkan makna mati syahid sebagai mati melawan negara yang tidak berlandaskan napas keislaman. Padahal, Indonesia sudah cukup Islam, mengingat apa yang menjadi rukun Islam itu difasilitasi oleh negara. Penyempitan makna ini berefek domino kepada mereka yang tidak cukup berliterasi untuk alergi dengan kata-kata jihad dan syahid yang sebenarnya memiliki makna yang mendalam. Bahkan melawan hawa nafsu, itu termasuk jihad. Begitu pula mencari nafkah yang halal dan toyib buat keluarga.

Dalam perjalanannya, nasyid berkembang. Ramadan menjadi ajang peluncuran lagu-lagu baru berbagai grup nasyid. Di kemudian hari, ada satu lagu yang aku suka sekali. Judulnya Rembulan di Langit Hatiku, dari Seismic. Seismic sangat unik saat itu karena membawakan nasyid dengan gitar akustik, bukan akapela. Lirik-liriknya pun terbilang romantis.

Rembulan di langit hatiku
Menyalalah engkau selalu
Temani kemana meski kupergi
Mencari tempat kita tuju

Kan ku jaga nyalamu selalu
Pelita perjalananku
Kan ku jaga nyalamu selalu
Rembulan di langit hatiku

Rembulan di langit hatiku
Teguhlah engkau pandu aku
Ingatkanlahku bila tersalah
Menempuh tempat kita tuju

Doakanlahku di shalat malammu
Pelita perjalananku
Doakanlahku di shalat malammu
Rembulan di langit hatiku

Terus terang saja, lagu ini membuatku ingat orang yang kusukai saat itu. Wkwk. Susah betul jatuh cinta pada akhwat-akhwat berjilbab lebar. Hanya bisa mengaguminya dari kejauhan. Kan nggak boleh pacaran.

Hanya saja, di luar keromantisan itu, aku merasa lirik Seismic adalah metafora. Ada lapisan makna di sana. Kata "rembulan" seperti dalam syair thola'al badru 'alaina adalah tentang Muhammad SAW. Beliau juga sering diacu sebagai "kekasih". Lagu ini tidak hanya soal pasangan hidup, tetapi makna terdalam darinya adalah bagaimana seorang muslim memiliki kecintaan yang luar biasa terhadap baginda Rasulullah SAW.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun