Mohon tunggu...
Pringadi Abdi Surya
Pringadi Abdi Surya Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan kreatif

Lahir di Palembang. Menulis puisi, cerpen, dan novel. Instagram @pringadisurya. Catatan pribadi http://catatanpringadi.com Instagramnya @pringadisurya dan Twitter @pringadi_as

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Physical Distancing, Social Solidarity"

24 Maret 2020   18:10 Diperbarui: 24 Maret 2020   20:32 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Badan Kesehatan Dunia, WHO, secara resmi mengganti istilah social distancing menjadi physical distancing. Hanya secara fisik yang direnggangkan, diberi jarak, tapi kehidupan sosial kita tidak.

Hal ini dilakukan guna mencegah konotasi yang tidak diinginkan. Ditakutkan manusia menjaga jarak sosialnya sehingga merasa paranoid untuk berhubungan sosial. Padahal hal itu penting untuk menjaga keterikatan sosial demi kesehatan mental. Kesehatan mental yang baik akan meningkatkan atau menjaga daya tahan tubuh pula.

Bukan main-main, konotasi tersebut memang nyata adanya karena penderita Covid-19 bahkan masih dalam status Orang Dalam Pemantauan (ODP) pun malah dikucilkan oleh masyarakat.

Satu kejadian terbaru di Bogor. Manakala data ODP bocor dan menyebut sebuah nama yang tinggal di Jasinga, sontak ia yang berstatus ODP dan seluruh keluarganya, dijauhi bahkan dikucilkan oleh masyarakat.

Bukan hanya itu, ada kisah pula, tenaga kesahatan di berbagai rumah sakit menjadi sasaran pengucilan. Mereka dijauhi, dianggap bisa saja menjadi si pembawa. Bahkan ada yang secara halus diusir dari kosannya.

Padahal, Covid-19 membutuhkan solidaritas sosial yang melahirkan empati bagi sesama manusia.

dok.istimewa
dok.istimewa
Ya, solidaritas sosial. Ada berbagai faktor yang menyebabkan solidaritas menjadi penting.

Tak perlu lagi energi dihabiskan untuk mencacu Pemerintah karena itu sudah tak akan mengubah apapun yang berlalu.

Gelombang dampak dari Covid-19 baru dimulai dan akan membutuhkan solidaritas sosial itu.

Bayangkan saja, tenaga kesehatan sebagai andalan kita semua sudah dibebani tugas yang sedemikian berat. Kekurangan APD pula. Solidaritas sosial bahu-membahu dalam membantu mereka menyediakan APD lewat penggalangan dana dibutuhkan. Dan alhamdulillah, hal itu kini sudah banyak dilakukan.

Solidaritas lain yang akan segera kita butuhkan adalah masa ketika ambruknya ekonomi. Hal ini akan membuat ancaman baru yakni kelaparan dan atau kurangnya logistik bagi kelas menengah ke bawah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun