Mohon tunggu...
Pringadi Abdi Surya
Pringadi Abdi Surya Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan kreatif

Lahir di Palembang. Menulis puisi, cerpen, dan novel. Instagram @pringadisurya. Catatan pribadi http://catatanpringadi.com Instagramnya @pringadisurya dan Twitter @pringadi_as

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Saatnya Memaafkan (dan Memperbaiki) Dosa Politik

5 Juni 2019   19:49 Diperbarui: 5 Juni 2019   19:57 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Persahabatan adalah koentji. Dokumentasi pribadi

Berapa pertemanan (bahkan persaudaraan) harus putus gara-gara berbeda pilihan politik? Tidak sedikit permusuhan timbul karenanya. Padahal tadinya begitu dekat, begitu akrab, tapi politik justru meluluhlantakkan semua itu. 

Jauh-jauh hari sempat muncul lelucon. Bahkan cinta yang tetap dipersatukan meski berbeda agama akhirnya harus kandas ketika pelakunya menjadi pelaku politik praktis. Seperti yang dialami oleh beberapa artis itu. 

Itulah dosa besar politik. Idulfitri seharusnya menjadi momen untuk bermaafan dan memperbaiki diri dari kesalahan. Setidaknya ada beberapa aktivitas atau dosa yang tidak boleh dilakukan lagi. Berikut di antaranya:

Berhenti Menyebarkan Hoaks 

Ini yang kadang membuatku bingung, kenapa mudah sekali menyebarkan hoaks. Tidak peduli latar belakang sosial dan pendidikan. Sentimen politik membuat banyak orang mudah percaya dan membagikan begitu saja kabar yang muncul. Semangat tinggi membuat pelalu menyebarkannya di berbagai media pula. 

Setelah lebaran ini, baiknya kita membangun sikap berilmu pengetahuan.  Kita berharap sikap-sikap ilmu pengetahuan itu telah terbangun pada diri manusia Indonesia. Sikap ini disebut sikap ilmiah. Sikap ini kemudian akan melahirkan keterampilan dalam melakoni proses ilmiah.

Hal ini akan terlihat dari cara kita mengobservasi hingga mengajukan pertanyaan, mengindentifikasi hingga mendefinisikan sesuatu, merumuskan masalah, menyusun kerangka berpikir, menganalisis data, hingga menarik sebuah kesimpulan.

Makanya, seseorang bisa disebut literated ketika ia memiliki sikap dan keterampilan tersebut dalam setiap bidang yang ditekuni.

Mari, kita menjadi manusia yang literated.

Berhenti Mengolok-olok 

Dosa politik yang kedua adalah keinginan mengolok-olok. Cebong tukang bohong. Kampret tukang hoaks. Masing-masing pihak hanya terfokus ad hominem, terfokus pada gimmick politik untuk dijadikan bahan serangan. Tapi meleset dari substansi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun