Antologi Puisi Jazirah yang mencoba menafsirkan dan memaknai kembali jejak Hang Tuah diterbitkan dalam rangka Festival Sastra Gunung Bintan 2018. Nyaris 1000 puisi dikirim ke meja panitia dari sekitar 360 penyair dari penjuru nusantara, juga Singapura dan Malaysia. Dari jumlah itu, terpilih 131 penyair dengan sekitar 300 puisi yang mengisi antologi tersebut.
Keterpilihan itu juga menjadi hak untuk menjadi peserta Festival Sastra Gunung Bintan 2018. Aku mengirim 3 puisi, dan dipilih 1 oleh kurator yang terdiri dari Hasan Aspahani, Rida K Liamsi, dan Sutardji Calzoum Bahri. Berangkatlah aku Kamis kemarin, untuk mengikuti festival sastra tersebut.
Puisi yang dipilih berjudul DI TRIKORA:
Di Trikora
Setiap kulihat laut, kubayangkan
diriku laksamana
dan orang-orang lambaikan tangan
ketika layar mulai dikembangkan
Perjalanan jauh
Mencari ujung dunia
Tak lebih baik dari
Perjalanan menuju
Diri sendiri
Ke mana arah, rasi bintang yang setia
Langit Tuhan yang kupujaBulan lalu
turun dari langit itu
cahayanya bersangkar
di kepalakuLautan yang tak tertebak
Berubah
Seolah permadani yang disibak
Aku berjalan di atasnya
Di atas ikan-ikan yang ikuti jalanSetiap kulihat laut, kubayangkan
Diriku laksamana
Sebuah bangsa
Akan lahir dari jemariku(2018)
Dua puisi lain yang kukirimkan berjudul SIASAT dan SEBILAH KAPAK
Siasat
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!