Kasus penangkapan tangan ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar memang terus menggelinding. Hampir semua media ramai memberitakannya. Akil Mohtar, tertangkap tangan bersama anggota DPR dari Fraksi Golkar Chairun Nisa terkait suap kasus putusan MK terhadap gugatan pilkada kabupaten Gunung Mas.
Saat penangkapan terjadi, beberapa televisi, khususnya televisi berita langsung membuat segmen breaking news. Metro TV berulangkali menyiarkan breaking news terhadap kasus ini. Begitu pula dengan TV One yang dimiliki oleh Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie. Jika Metro TV berani secara terus terang menyebut salah satu yang tertangkap adalah anggota DPR dari Golkar, lain halnya dengan TV One. Redaksi TV One tidak berani menyebutkan anggota DPR yang tertangkap berasal dari partai Golkar.
Kejadian ini ternyata terekam dalam rekaman breaking news TV One di tanggal 2 Oktober lalu. Saat siaran live, terjadi percakapan antara reporter dengan salah seorang redaktur, yang untungnya malah ikut terekam dalam siaran langsung tersebut. Dalam video "Breaking News" berdurasi 14 detik ini, percakapan antara reporter dan orang redaksi yang menyebut "Golkar-nya gak usah disebut" terekam pada menit ke 8.34.
Sungguh ruang redaksi terkait dengan pemberitaan publik pun sudah di setting untuk kepentingan politik.