Keputusan AFC yang memperpanjang batas waktu penyelesaian kisruh PSSI tetap tidak akan menghindarkan sepakbola Indonesia dari ancaman hukuman FIFA. Salah satu penyebabnya adalah terdapatnya dua orang yang sama-sama mengklaim dirinya sebagai ketua PSSI yang sah, La Nyalla Matalitti dan Djohar Arifin. Andai FIFA menghukum PSSI, sudah tentu KONI sebagai induk organisasi olahraga di Indonesia akan mengambil alih. Satu pilihan untuk menyelesaikan kemelut ini adalah mereset PSSI, dengan cara menggelar pemilihan ulang Ketua Umum PSSI. Jika sampai hal itu terjadi, dibutuhkan sosok yang benar-benar netral, tidak terlibat kegiatan politik praktis, dikenal masyarakat pecinta bola, diterima oleh kedua belah pihak yang berseteru dan sudah tentu berpengalaman dalam kegiatan sepakbola. Sebelum KLB KPSI yang akhirnya memilih La Nyalla Matalitti, beberapa pihak menginginkan Dahlan Iskan sebagai ketua umum PSSI untuk menggantikan Djohar Arifin. Sosok DI yang penuh integritas dan netral memang suatu pilihan yang tepat. Sayangnya, Dahlan Iskan menolaknya. Ada pula yang mengusulkan nama Adhyaksa Dault. Namun, seperti juga DI, mantan Menpora tersebut tidak berkeinginan memimpin PSSI. Sebenarnya ada satu sosok, yang menurut saya pantas dijadikan ketua umum PSSI. Dialah Ronaldikin Taucho. [caption id="attachment_167928" align="aligncenter" width="450" caption="Ronaldikin bersama Fabio Cannavaro dalam acara Starbol RCTI"][/caption] Siapa yang tak kenal Ronaldikin? Supporter Persib yang wajahnya mirip dengan pesepakbola asal Brazil, Ronaldinho ini sangat dikenal publik sepakbola tanah air. Terlebih setelah fotonya bersama eks kapten Timnas Italia, Fabio Cannavaro jadi trending topic di jejaring sosial twitter. Bahkan dengan nada bercanda, Canna menyebutkan "“Il vero Ronnie…" yang artinya "inilah Ronnie (panggilan Ronaldinho) yang asli." Ayah dua anak yang bernama asli Sodikin ini mulai dikenal publik, terutama para supporter empat tahun lalu, ketika dia menyaksikan pertandingan Persib melawan Persijatim di Solo. Beberapa kali kamera TV menyorot wajahnya. Karena saat itu dia memakai kostum timnas Brazil, alhasil nama panggilan Ronaldikin mulai disematkan pada karyawan PT. Albany Anggun Spinning Mils ini. Sejak itu Ronaldikin menjadi terkenal dan sering mendapat undangan dari berbagai stasiun TV untuk menjadi narasumber atau cuma sekedar cameo. Kembali ke masalah ketua umum PSSI, banyak pihak yang menyerukan agar sepakbola Indonesia tidak diisi oleh politikus. Kick Politicians out of football. Nah, disinilah salah satu kelebihan yang dimiliki oleh Ronaldikin. Dia tidak terafiliasi dengan partai politik manapun. Sosoknya yang membumi di kalangan supporter diyakini bisa diterima oleh yang pro KPSI maupun yang pro PSSI. Meski tidak berpengalaman di organisasi sepakbola, paling tidak pengalamannya sebagai supporter sepakbola diharapkan bisa menyuarakan aspirasi supporter Indonesia sebagai elemen penting sepakbola menuju sepakbola Indonesia yang lebih baik. Mari, kita dukung Ronaldikin menjadi PSSI-1.
