Tidak terasa kita sudah memasuki hari ke-8 bulan Ramadan 1443 Hijriah. Meskipun sudah lebih dari satu pekan berlalu, tidak terlambat bagi kita untuk mengingat kembali beberapa etika dan sunnah yang diajarkan Rasulullah (shallallahu 'alaihiwasallam) ketika sahur dan berbuka puasa (iftar).
Etika dan Sunnah Sahur
Sahur artinya makan sebelum Subuh untuk mengawali puasa. Â Nabi Muhammad (shallallahu 'alaihiwasallam) Â bersabda:Â
"Makan sahur itu berkah, jadi jangan tinggalkan meski hanya minum seteguk air. Sesungguhnya Allah dan para malaikat mendoakan orang-orang yang makan sahur." (HR Ahmad).
Dalam hadis yang lain, Rasulullah (shallallahu 'alaihiwasallam) bersabda:Â
"Makanlah Sahur, karena di dalamnya ada berkah." (HR Bukhari)
Hadis ini menunjukkan bahwa orang yang berpuasa disuruh makan sahur karena banyak kebaikan dan berkah di dalamnya. Nabi (shallallahu 'alaihiwasallam) Â memberi tahu kita tentang keberkahan sahur agar kita tidak sampai meninggalkannya. Â
Berikut beberapa berkah dalam Sahur:
1) Makan sahur memberi kekuatan dan energi untuk beribadah dan membantu kita untuk menaati Allah di siang hari dengan berdoa, membaca Al-Quran dan mengingat Allah (dzikir). Jika kita tidak sahur, dikhawatirkan kita kekurangan energi sehingga menjadi malas dalam melakukan perbuatan baik.
2) Sahur melindungi kita dari perilaku buruk yang mungkin kita miliki karena lapar. Jadi ketika kita makan sahur kita akan berada dalam suasana hati yang baik dan kita akan berperilaku baik dengan orang lain.
3) Saat makan sahur kita merasa terdorong untuk lebih banyak berpuasa, karena puasa lebih ringan ketika kita makan sahur.
4) Makan sahur adalah mengikuti Sunnah (cara) Nabi Muhammad (shallallahu 'alaihiwasallam), jadi jika kita makan sahur karena kita ingin mematuhi perintah Nabi (shallallahu 'alaihiwasallam) maka Allah akan memberi pahala karenanya.