Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tersenyumlah seperti Senyum Rasulullah Saw

22 Oktober 2021   07:10 Diperbarui: 22 Oktober 2021   08:53 1661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Islam lebih dari sekadar agama, tetapi juga keseluruhan cara hidup bagi pemeluknya. Islam mengajarkan kita bagaimana berperilaku dari pagi hingga malam dan bahkan memberitahu kita posisi terbaik untuk tidur. Islam adalah cara hidup yang alami, yang membuat aturan menjadi semudah bernafas. Satu hal yang semudah bernafas adalah tersenyum. Lekukan kecil di mulut dan kerutan di mata yang tidak hanya membuat kita tetapi juga orang-orang di sekitar Anda merasa nyaman.

Nabi Muhammad tersenyum, sering dan dengan sukacita yang nyata. Bahkan dia tersenyum begitu teratur sehingga senyum dan sikap baiknya disebutkan berkali-kali dalam anekdot dan cerita dari tradisinya.

Aisyah r.a ketika ditanya seperti apa akhlak Rasulullah Saw, menjawab, "Akhlak Rasulullah adalah Al-Quran." Artinya, Nabi Muhammad hidup dengan ajaran Al-Quran. Dengan demikian perilaku dan kepribadian Nabi Muhammad adalah contoh terbaik untuk kita ikuti dalam kehidupan kita sendiri.

Keteladanan Nabi Muhammad Saw meliputi semua aspek kehidupan dan perilaku manusia. Dari skala tindakan yang besar seperti amar makruf nahi munkar, hingga tindakan kecil seperti bagaimana adab bercanda atau bersendau gurau.

Pada dasarnya, Islam tidak melarang umatnya untuk bercanda.

Seorang laki-laki berkata kepada Sufyan ibn 'Uyaynah, "Bercanda itu tidak benar, itu harus dicela." Beliau menjawab, "Sebaliknya itu sunnah, tetapi hanya bagi mereka yang tahu bagaimana melakukannya dan melakukannya pada waktu yang tepat."

Kata Jabir bin Abdullah, "Tidaklah Rasulullah Saw melihatku melainkan dengan tersenyum, dan ia bergurau dengan para sahabatnya, ia bergaul akrab dengan mereka dan ia ajak mereka bercakap-cakap, dan ia bermain-main dengan anak-anak." (HR Muslim)

Bercanda adalah istirahat dari keseriusan dan perjuangan yang berkelanjutan. Semua manusia hakikatnya membutuhkan canda tawa untuk relaksasi jiwa. Hanya saja, yang dilarang oleh Islam adalah bercanda yang keterlaluan dan berlebihan.

Rasulullah Saw mengatakan: "Jangan tertawa terlalu banyak, karena terlalu banyak tertawa mematikan hati." (Shahih al-Jaami')

Imam Nawawi r.a. berkata: "Lelucon yang diharamkan adalah yang berlebihan dan terus-menerus, karena terlalu banyak tertawa dan mengeraskan hati, mengalihkan dari mengingat Allah, dan sering kali menimbulkan rasa sakit hati, menimbulkan kebencian dan menyebabkan orang kehilangan rasa hormat dan martabat. Tetapi barang siapa selamat dari bahaya seperti itu, maka apa yang dilakukan Rasulullah Saw diperbolehkan baginya."

Sendau Gurau Rasulullah Saw

Memang benar, Rasulullah Saw sendiri pun punya selera humor yang tinggi, senang bercanda, namun dalam batas-batas yang wajar. Canda Rasulullah adalah canda untuk menyenangkan hati sahabat-sahabatnya. Sendau gurau Nabi adalah sendau gurau yang sopan yang tidak bercampur dusta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun