Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Matinya Industri Nada Dering Ponsel

3 Oktober 2021   08:09 Diperbarui: 3 Oktober 2021   08:37 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagi anak muda jaman sekarang, panggilan telpon dianggap sebagai bentuk komunikasi yang ketinggalan jaman (ilustrasi: orange.jo)

Kapan terakhir kalinya kita mendengar nada dering ponsel berupa cuplikan lagu?

Rasanya sudah lama sekali kita tidak mendengar nada dering ponsel dari lagu-lagu terkenal atau yang sedang trending saat ini.

Memang benar, setelah beberapa dekade kita terbiasa mendengar nada dering lagu dan melihat pertumbuhan industri nada dering bernilai milyaran, kini semuanya hilang. Sebagai gantinya, kita sekarang terbiasa mendengar nada dering berbunyi entah itu kriiing....kriiing... atau tulalit, tulalit.

Dulu, iklan-iklan ringtone dan nada dering tunggu atau Ring Back Tone (RBT) selalu menghiasi layar kaca. Artis-artis musik mendulang cuan dari penjualan cuplikan lagu yang dijadikan nada dering oleh produsernya. Sekarang jangankan iklannya, cuplikan lagu mereka nyaris tidak terdengar lagi di ponsel mana pun.

Pada jamannya dulu, saya pun ikut-ikutan memasang lagu-lagu yang saya suka sebagai nada dering atau nada dering tunggu. 

Namun alih-alih berlangganan atau membeli, saya memilih mengunduh lagu, lalu memotongnya dengan menggunakan software pemotong lagu pada bagian yang tepat lalu menggunakannya sebagai nada dering. 

Biasanya, nada dering panggilan berbeda dengan nada dering perpesanan, dan berbeda lagi bila ada notifikasi email yang masuk. Begitulah tren jaman dulu saat industri nada dering ponsel mencapai masa keemasan. 

Perubahan Gaya Hidup Anak Muda Mematikan Industri Nada Dering Ponsel

Matinya industri nada dering ponsel tak bisa lepas dari perubahan gaya hidup yang dianut anak muda jaman sekarang, generasi Z dan generasi Alpha. Anak muda jaman sekarang adalah "generasi pendiam". 

Semakin banyak anak muda sekarang mematikan mode suara ponsel cerdas mereka, menjalankannya dalam mode getar. Kalaupun mode suara dihidupkan, itu mereka bunyikan dengan nada dering edisi standar. 

Jadi, lain kali kamu mendengar ponsel cerdas berbunyi keras dengan nada dering berupa cuplikan lagu, itu berarti orang tersebut baru memiliki ponsel cerdas!

Bagi anak muda jaman sekarang, panggilan telpon dianggap sebagai bentuk komunikasi yang ketinggalan jaman. Mereka menggunakan panggilan telpon hanya untuk keadaan darurat: minta diisi kuota internet oleh orangtuanya, mau meminjam uang, atau ketika mengalami kecelakaan dan meminta bantuan orang lain.

Anak muda jaman sekarang lebih memilih pesan instan atau pesan suara di aplikasi perpesanan. Kita bisa melihat sendiri, jarang sekali ada anak muda yang memegang ponsel cerdas mereka di telinga. 

Anak-anak muda ini malah menjauhkan ponselnya dari wajah dalam posisi horizontal sambil menjagai mikrofon headset tetap dekat dengan mulut. 

Pola Konsumsi Media Turut Mematikan Industri Nada Dering Ponsel

Bagi anak muda jaman sekarang, mematikan nada dering atau menjalankannya dalam mode getar bukan berarti menghilangkan pemberitahuan panggilan. Mereka tidak terlalu peduli dengan ucapan halo atau selamat tinggal dari teman, pelanggan bahkan dari keluarga sendiri. 

Anak muda jaman sekarang sudah cukup puas menjaga ponsel mereka tetap aktif, menjaga saluran mereka selalu terbuka sehingga bisa membaca pesan-pesan singkat yang masuk. Pola protokol komunikasi ini tentu sangat jauh berbeda dengan generasi sebelumnya yang lebih memedulikan tata krama, yang merasa tidak nyaman jika percakapan mereka terputus begitu saja tanpa kalimat perpisahan.

Pada saat yang sama, kita juga harus mempertimbangkan pola konsumsi media pengguna ponsel. Anak muda sekarang mengonsumsi video dalam jumlah yang sangat besar melalui saluran seperti Instagram, YouTube, TikTok hingga Spotify. 

Model konsumsi video ini paling tidak mensyaratkan anak muda menggunakan headphone/earphone. 

Dengan begitu, mau tak mau anak-anak muda jaman sekarang merasa terganggu dengan adanya panggilan telpon dengan nada dering yang cukup lama dan memekakkan telingga. Itu sebabnya mereka lebih suka menyetel ponsel mereka dalam mode getar atau silent.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun