Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Lebih Baik Bekerja di Kantor daripada Bekerja dari Rumah

1 September 2021   07:07 Diperbarui: 6 September 2021   11:19 1884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketika banyak perusahaan menyarankan bekerja dari rumah, pergi ke kantor justru membawa manfaat sangat besar buat karyawan muda.| Sumber: LYCS Architecture on Unsplash.com

Bekerja dari rumah (Work from Home) memang menyenangkan. Kita bisa menghemat biaya dan waktu dalam perjalanan. Kita bisa punya lebih banyak waktu untuk perawatan diri dan keluarga. Jadwal kerjanya juga fleksibel dan bisa kita atur sesukanya. Yang lebih penting lagi, kita bisa bebas dari omongan atasan, betul tidak?

Seandainya bisa memilih, kita tentu ingin bekerja dari rumah seterusnya, sampai masa pensiun itu tiba. Nah, kalau kamu punya pemikiran seperti itu, di situlah letak masalah utama dalam pekerjaanmu.

Banyak karyawan menganggap bahwa bekerja di kantor tidak menyenangkan. Mereka memproyeksikan kantor sebagai medan perang antara majikan dan karyawan. Ketika karyawan melihat kantor sebagai zona perang, wajar bagi karyawan untuk menolak gagasan datang ke tempat kerja.

Gagasan dan anjuran agar karyawan dapat bekerja dari rumah selama pandemi Covid-19 pun disambut dengan suka cita. Dan ketika pandemi mulai menurun, sebagian besar karyawan merasa malas untuk kembali ke medan pertempuran mereka. 

Kebanyakan karyawan ingin mempertahankan pekerjaan dari rumah dengan satu pernyataan, "Saya bisa lebih produktif di rumah." Bagaimana jika bekerja dari kantor bukan tentang produktivitas?

Berhenti menggunakan rumus ekonomi untuk menyelesaikan masalah kantor vs rumah. Ini adalah masalah sosiologis dan bukan masalah produktivitas ekonomi murni. 

Efek Negatif Bekerja dari Rumah

Bekerja dari rumah bisa sangat membosankan. Bahkan apabila kita tidak bisa menyeimbangkan ritme kerjanya, work from home bisa memberi efek negatif pada produktivitas kerja kita.

Pertama, kekuatan kebebasan yang kita dapatkan saat bekerja dari rumah dapat membuat kita lebih malas dari sebelumnya. Tidak ada pemicu yang bisa membuat kita lebih produktif bekerja. Berbagai gangguan yang kemungkinan besar kita dapatkan saat di rumah akhirnya malah membuat kita menunda-nunda pekerjaan.

Kedua, bekerja di rumah juga dapat membuat kita rentan mengalami depresi. Saat kita bekerja di rumah, itu artinya tidak ada lagi gosip di kantor, tak ada lagi obrolan santai dengan teman kerja, tak ada lagi omelan atasan. Bisa dibilang, kita jusru mengisolasi diri kita sendiri.

Work from home membuat keseimbangan pekerjaan dan kehidupan pribadi kita bisa berantakan. Kita dapat dengan mudah kehilangan jam kerja karena kebebasan bekerja dari rumah dapat mengalihkan perhatian kita dari rutinitas pekerjaan. Itulah mengapa jam kantor ditetapkan supaya kita bisa fokus dengan pekerjaan.

Sebaliknya, bekerja di kantor dapat memberi tempat yang aman di mana kita dapat bersosialisasi dengan rekan kerja. Ok, mungkin masalah sosialisasi ini dapat kita lakukan secara virtual. Tetapi, sosialisasi secara virtual malah jauh lebih sulit dan sangat rentan ketika kita belum pernah bertemu orang secara langsung. 

Manfaat Bekerja dari Kantor Bagi Karyawan Muda

Di masa pandemi ketika banyak perusahaan menyarankan (atau diwajibkan) bekerja dari rumah, pergi ke kantor justru membawa manfaat sangat besar buat karyawan muda atau karyawan baru.

Pertama, kantor adalah tempat penggemblengan kompetensi. David Solomon, CEO Goldman Sachs, menyadari manfaat tersembunyi dari pergi ke kantor,

"Saya tidak ingin kelas lain dari anak muda datang [dari jarak jauh] yang tidak mendapatkan lebih banyak kontak langsung, magang langsung, bimbingan langsung. "

Kedua, kantor adalah tempat di mana kredibilitas dan kompetensi karyawan bisa terlihat secara langsung. Pergi ke kantor membantu karyawan muda untuk dilihat dan dikenali. 

Selain itu, ini memungkinkan mereka untuk berinteraksi dengan supervisor mereka, yang meningkatkan peluang mereka untuk naik jabatan dan menghasilkan lebih banyak uang.

Ketiga, kantor adalah sekolah tempat karyawan mempelajari budaya, kolaborasi, dan tujuan perusahaan.

Sulit bagi karyawan baru untuk mempelajari budaya perusahaan mereka dari jarak jauh. Selain itu, remote working dapat membuat karyawan muda tidak dapat berinteraksi dan belajar dari staf yang lebih berpengalaman.

Begitu pula dengan kolaborasi bukan hanya tentang menyelesaikan sesuatu. Ini adalah tentang mentransfer pengetahuan dari satu karyawan ke karyawan lain. Ketika orang bekerja dari jarak jauh, fokusnya menjadi menyelesaikan pekerjaan dan tidak berbagi pengetahuan.

Pergi ke kantor memperkuat rasa memiliki tim dan membuat pekerjaan kita lebih menyenangkan. Jadi, jangan mengeluh jika kenyamanan yang kita rasakan saat bekerja dari rumah selama pandemi tiba-tiba berganti dengan rutinitas pergi pulang kerja ke kantor. Nikmatilah suasananya, karena kantormu adalah medan tempurmu untuk mencari nafkah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun