Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Konsep Mendidik Anak a la Luqman Hakim

24 Juli 2021   07:26 Diperbarui: 24 Juli 2021   07:42 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konsep nasihat Luqman ini berbeda dengan konsep parenting modern yang menekankan dogma kebebasan pada anak (pexels/Monstera)

Luqman bukan Rasul atau Nabi. Sungguhpun demikian, namanya diabadikan di dalam Al-Quran dan menjadi nama salah satu surah Al-Quran karena berkah kebijaksanaan yang dianugerahkan Allah kepadanya. Itulah mengapa kemudian dia disebut Luqman Hakim (Luqman yang bijaksana).

Di dalam surah Luqman, Allah berfirman tentang nasihat-nasihat Luqman kepada anaknya: 

Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Alah adalah benar-benar kezaliman yang besar." (QS Luqman, 31: 13).

Konsep Pendidikan Don't Say NO to Children

Konsep nasihat Luqman ini berbeda dengan konsep parenting modern yang menekankan dogma kebebasan pada anak dengan tidak mengatakan "jangan" (Don't Say NO to Children).

Dalam psikologi parenting a la masyarakat modern, setiap orang yang sedang mendidik anak "haram" hukumnya mengatakan "jangan" kepada anak. Baik ia orangtua, guru, atau masyarakat umum yang terlibat dalam proses pendidikan anak dihimbau untuk tidak mengatakan jangan kepada anak-anak. Dogma ini menganjurkan para pendidik untuk mengganti kata "jangan" yang memiliki stigma negatif menjadi kalimat-kalimat positif.

Konsep pendidikan "Don't Say NO to Children," sesungguhnya merupakan embrio dari pemikiran liberalisme. Setiap anak dididik berpikir dan bertindak bebas sejak dini dengan dalih untuk tidak membunuh kreativitas sang anak. Kata "jangan" dianggap dapat membunuh kreativitas sang anak karena merupakan bentuk pelarangan.

Padahal, tidak semua pelarangan membunuh kreativitas. Kesalahan yang selama ini kerap terjadi dengan bentuk pelarangan dalam mendidik anak adalah tiadanya penjelasan yang terang terhadap pelarangan tersebut. Orang tua dan guru terkadang tidak mampu memberikan alasan pelarangan kepada sang anak. 

Konsep Pendidikan a la Luqman Hakim

Luqman mengawali nasihatnya dengan pelarangan kemudian menambahkan penjelasan mengapa menyekutukan Allah itu dilarang. Luqman memilih pelarangan daripada perintah "sembahlah Allah" bertujuan untuk meniadakan peluang pengakuan Tuhan-tuhan lainya yang patut disembah.

Jika Luqman memakai kalimat perintah "Sembahlah Allah", itu berarti tidak menutup kemungkinan ada Tuhan-tuhan lain yang dapat kelak akan disembah anaknya. Namun dengan memilih "janganlah mempersekutukan Allah", Luqman telah menutup pilihan-pilihan keliru bagi anaknya.

Perkataan "jangan" itu mudah dicerna oleh anak, sebagaimana penuturan Luqman Hakim kepada anaknya. Dalam rangkaian nasihat kepada anaknya, Luqman menggunakan kata "jangan" sebanyak tiga kali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun