Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pelajaran Dari Nia Ramadhani, Kaya Raya Tidak Menjamin Hidup Bahagia

9 Juli 2021   07:25 Diperbarui: 9 Juli 2021   07:58 3318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apa yang terjadi pada Nia Ramadhani dan suaminya menjadi pelajaran bahwa kekayaan tidak menjamin hidup bahagia (instagram/Nia Ramadhani)

Seandainya kekayaan itu bisa membuat kita bahagia, tidak mungkin orang sekelas Nia Ramadhani dan suaminya mencarinya lewat obat-obatan terlarang. Menantu salah satu orang terkaya di Indonesia ini ditangkap polisi karena kedapatan mengonsumsi sabu-sabu bersama suaminya, Ardiansyah Bakrie.

Kepada penyidik, anak dan menantu miliarder Aburizal Bakrie itu mengaku banyak mendapatkan tekanan hidup selama masa pandemi Covid-19.

"Penyampaian awal memang di masa pandemi dia menggunakan sabu. Apalagi banyak tekanan kerja," ujar Kabid Humas Polda Metro Kombespol Yusri Yunus di Mapolres Metro Jakarta Pusat, Kamis, 8 Juli 2021 dikutip dari Tempo.

Nia mengaku membeli sabu sebanyak satu klip dengan harga Rp 1,5 juta. Barang haram itu dibeli melalui sopirnya ZA dan dikonsumsi bersama sang suami, Ardiansyah Bakrie. 

Kekayaan Tidak Menjamin Hidup Bahagia

Setiap orang pastinya mengalami tekanan hidup, apalagi di masa-masa sulit seperti sekarang. Setiap orang juga mempunyai cara masing-masing dalam mengatasi tekanan yang mendera hidup mereka. Ada yang memilih jalan lurus tapi berliku-liku, ada yang memilih jalan pintas tapi menyesatkan.

Apa yang terjadi pada Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie hendaknya bisa memberi pelajaran bagi kita, bahwa kekayaan tidak menjamin hidup kita bahagia. Harta melimpah tidak menjamin kita bisa mengatasi tekanan hidup yang kita alami.

Bayangkan, dari segi harta kurang apa lagi Nia Ramadhani dan suaminya? Rumah mewah, makanan serba tercukupi. Apa pun keinginan mereka, seolah tinggal menjentikkan jari maka langsung terpenuhi.

Tapi toh semua ini tidak membuat mereka bisa bahagia. Mereka tidak mampu menahan tekanan hidup, hingga mencari pelarian lewat jalan yang tidak benar: mengonsumsi obat-obatan terlarang.

Narkoba memang bisa membuat kita melupakan tekanan hidup, tapi hanya sementara. Kepuasan semu yang diciptakan melalui ilusi yang menyesatkan.

Setelah itu? Ya kembali lagi kepada realita. Tetap saja tekanan hidup itu selalu menyertai kita, karena pada dasarnya kita hanya melarikan diri sementara. 

Kurangi Mengeluh Perbanyak Bersyukur, Kunci Kebahagiaan Sejati

Ketiadaan rasa syukur membuat kita melupakan kenikmatan hidup yang sudah kita peroleh. Hingga akhirnya timbul rasa khawatir dan merasa hidup ini tidak adil.

Padahal seandainya kita bisa mensyukuri setiap nikmat yang sudah kita dapatkan, kita akan merasa betapa beruntungnya kehidupan yang kita jalani. Tekanan hidup yang kita alami tidak seberapa berat dibandingkan tekanan hidup yang dialami banyak orang lainnya.

Bisa jadi sibuknya kita dengan pekerjaan adalah kehidupan yang diinginkan para pengangguran. Bisa jadi rengekan tangis anak-anak di rumah adalah suara yang dirindukan pasangan yang belum dikaruniai keturunan. Bisa jadi kehidupan yang kita jalani adalah kehidupan yang diinginkan orang lain.

Kadang bukan kebahagiaan yang hilang dari kehidupan kita, melainkan kita sudah lupa bagaimana menciptakan kebahagiaan dalam hidup.

Hargai apa yang sudah kita miliki alih-alih menginginkan apa yang belum kita miliki. Dengan begitu, kita bisa  fokus pada apa yang membuat kita bahagia daripada apa yang membuat kita khawatir. Kurangi mengeluh, perbanyak bersyukur, dan kita dapat mengganti kekhawatiran dengan kebahagiaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun