Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Jangan Pernah Menulis Artikel yang Sempurna

1 Juli 2021   09:34 Diperbarui: 1 Juli 2021   09:36 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang Jepang mengenal istilah wabi-sabi, yang dalam bahasa Inggris atau Indonesia belum ditemukan padanannya. Oleh para penganut minimalis, wabi-sabi adalah prinsip dasar gaya hidup serba minimal.

Menurut Richard Powell, penulis buku Wabi-Sabi Simple, wabi-sabi berkisar pada tiga gagasan utama: tidak ada yang bertahan, tidak ada yang selesai, dan tidak ada yang sempurna.

Marie Kondo yang memopulerkan gaya hidup minimalis mengadopsi filosofi ini karena menghindari ide perfeksionisme: menerima kesederhanaan dan keindahan alam apa adanya.

Dalam proses kreativitas seni, semua artis dan seniman juga menganut filosofi ini: Jangan pernah menciptakan karya yang sempurnya. Kesempurnaan adalah musuh abadi kreativitas. 

Artinya, apa pun karya yang sudah kita hasilkan, itulah karya kita yang terbaik saat itu. Dengan menerapkan prinsip ini, kita akan bisa mencintai dan menerima karya kita dengan lebih bahagia.

Tidak ada tulisan yang sempurna karena penulis tidak akan pernah sempurna. Tetapi justru karena alasan itulah penulis menulis dan pembaca membaca. 

Coba bayangkan ada sebuah film yang menceritakan sosok manusia sempurna. Film satu setengah jam tentang seorang pria yang... melakukan segalanya dengan benar tanpa ada satu cacat pun. Kira-kira, bosan tidak kita menontonnya? Tentu membosankan.

Banyak orang yang sebenarnya ingin menulis, tapi enggan mengeluarkan karya mereka. Salah satu penyebabnya adalah rasa takut karya mereka tidak sempurna.

Kesempurnaan, dalam segala hal, adalah mitos. Bahkan rumus paling matematis atau eksperimen paling ilmiah pun menyisakan ruang untuk kesalahan. Betapa pun briliannya orang-orang seperti Newton dan Einstein, banyak dari gagasan mereka tidak pernah lebih dari sekadar teori. Gravitasi adalah teori, bukan hukum.

Salah itu manusiawi, sementara sempurna itu hanya milik Ilahi. Manusia melakukan kesalahan, dan justru dari kesalahan itulah kita belajar dan menjadikan hidup ini lebih indah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun