Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tips Menggunakan Jurus "Aikido Verbal" untuk Menghentikan Perdebatan

22 Juni 2021   07:22 Diperbarui: 26 Juni 2021   10:40 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dengan jurus Aikido verbal kita bisa menciptakan keseimbangan dalam percakapan dan membuka diskusi (ilustrasi: istockphoto) 

Kalau tidak segera dihentikan, perdebatan bisa berujung pada pertengkaran. Lidah manusia sangat tajam. Jika tidak hati-hati menggunakannya bisa melukai lawan bicara, meskipun menurut kita apa yang kita katakan itu baik-baik saja.

Perdebatan itu seperti dua orang yang secara fisik saling mendorong. Satu mendorong ke depan, yang lainnya mendorong balik lebih agar tidak jatuh ke belakang.

Misalnya saya dan istri sedang bertengkar. Dia berkata, "Kalau seperti itu rencananya ya gak berhasil Mas."

Lalu saya membalasnya, "Kamu salah, Dik."

Coba perhatikan, istri saya mendorong pernyataan saya dengan mengatakan saya tidak berhasil, lalu saya mendorongnya balik dengan mengatakan dia salah. Kalau saya dan istri sama-sama keras kepala, ujung dari perdebatan ini adalah pertengkaran. Salah satu, entah saya atau istri akan tersinggung.

Bagaimana supaya perdebatan itu berakhir damai?

Kita bisa menggunakan jurus Aikido Verbal.

Aikido adalah seni bela diri Jepang modern yang menggunakan prinsip nonresistance untuk menetralkan lawan. Dalam bahasa Inggris, Aikido berarti "jalan jiwa yang harmonis."

Aikido tidak menawarkan manuver agresif atau defensif, melainkan menggunakan energi lawan untuk mengalihkan dan mengarahkan serangan tanpa membahayakan. Filosofinya didasarkan pada resolusi damai dan peningkatan diri.

Bagaimana cara menggunakan Aikido Verbal?

Dalam kasus perdebatan saya dan istri, saya dapat meredakan situasi dengan mengakui sudut pandangnya, membingkainya kembali sedikit untuk membantunya mengenali pendapatnya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun