Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Idul Fitri Bukan Kemenangan Akhir

13 Mei 2021   07:30 Diperbarui: 13 Mei 2021   07:51 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kemenangan hakiki di hari nan fitri hakikatnya adalah kemenangan melawan hawa nafsu dan godaan setan (ilustrasi: creativecustomwishes.com)

Ramadan bisa diibaratkan seperti lomba lari. Mendekati garis finish, kita seperti dilanda kelelahan yang hebat. Dari sini kita dihadapkan dua pilihan: apakah menyerah, takluk dengan godaan berupa rasa lelah itu, atau justru memacu tenaga kita untuk bisa secepatnya meraih pita kemenangan?

Jika kita ingin menjadi pemenang, maka pilihannya adalah terus memacu tenaga sekuatnya, lari secepatnya untuk bisa sampai di garis finish yang sudah tampak di depan mata. Siapa yang bertahan, bersungguh-sungguh maka dialah pemenangnya. Amal saleh dinilai di akhirnya. 

Kemenangan Idulfitri adalah Meningkatnya Ketakwaan Kita

Tujuan perintah puasa adalah agar kita menjadi orang yang bertakwa (QS Al-Baqarah: 183). Maka, hakikat kemenangan Idulfitri adalah munculnya peningkatan ketakwaan.

Rasulullah SAW pernah memberikan tiga buah nasehat kepada kedua sehabatnya Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman bin Jabal:

"Bertakwalah kamu kepada Allah di manapun kamu berada, dan ikutilah kesalahanmu dengan kebaikan niscaya ia dapat menghapuskannya. Dan pergaulilah manusia dengan akhlak terpuji." (HR Tirmidzi).

Definisi dari kata takwa dapat kita pahami dari percakapan antara sahabat Umar bin Khattab dan Ubay bin Ka'ab ra. Suatu ketika Umar r.a bertanya kepada Ubay bin Ka'ab apakah takwa itu?

Ubay balik bertanya; "Pernahkah kamu melalui jalan berduri?"

Umar menjawab; "Pernah!"

Ubay menyambung, "Lalu apa yang kamu lakukan?"

Umar menjawab; "Aku berhati-hati, waspada dan penuh keseriusan."

Ubay berkata; "Maka demikian pulalah taqwa!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun