Kegagalan adalah pilihan, sekaligus paradoks kehidupan kita.
Setiap orang tidak ingin gagal, namun kegagalan itu sendiri merupakan bagian dari perjalanan hidup kita semua. Tak ada orang yang selalu sukses, selalu berhasil mencapai apa pun keinginan dan tujuannya. Sekali waktu, dia pernah gagal.
Bahkan bapak moyang manusia, Nabi Adam juga pernah gagal. Nabi Adam a.s gagal menahan rayuan Hawa yang terkena godaan iblis untuk memakan buah terlarang. Akibat kegagalan itu, mereka berdua pun turun pangkat, dari penghuni surga menjadi khalifah bumi.
"Tidak mungkin untuk hidup tanpa gagal pada sesuatu, kecuali jika kamu hidup dengan sangat hati-hati sehingga kamu mungkin tidak hidup sama sekali, dalam hal ini kamu telah gagal secara alami." - J.K. Rowling
Masalahnya adalah, apakah kegagalan itu menghalangi langkah kita untuk sukses, atau justru memicu dan menjadi faktor penentu kesuksesan kita?
Pendaki gunung Ed Viesturs -- salah satu dari sedikit pendaki yang berhasil mencapai puncak 14 gunung tertinggi di dunia - dalam acara TED Talk menceritakan bagaimana dia pernah gagal mendaki Gunung Everest.
"Berjalan kaki dari gunung di bawah kondisi itu (cuaca yang sangat buruk) bukanlah kegagalan karena kurangnya motivasi atau keinginan atau kesiapan saya. Itu karena kondisi di luar kendali saya. Dan itu bukan kegagalan, saya hanya menyebutnya itu tidak berhasil."
Kegagalan adalah ketidakberhasilan, kata Ed Viesturs.Â
Thomas Alfa Edison memiliki cara berbeda untuk menjelaskannya: kegagalan adalah cara yang tidak akan berhasil. Dia pernah berkata,
"Saya tidak gagal. Saya baru saja menemukan 10.000 cara yang tidak akan berhasil. "