Rasa penasaran akan setan yang dibelenggu selama Ramadan itu akhirnya terjawab berkat penjelasan dari Quraish Shihab. Menurut Quraish Shihab dalam artikelnya Ramadan yang Membakar, pertanyaan yang sama juga pernah diajukan Abdullah, putra Imam Ahmad bin Hanbal (Imam Hambali): Apa makna terbelenggunya setan sedang masih ada saja gangguannya di bulan Ramadan?
Jawaban pertanyaan itu ada pada hadis yang sama berdasarkan kepada riwayat Imam an-Nasa'i yang menyatakan bahwa: ....(Yang) dibelenggu ketika itu adalah setan-setan yang amat durhaka.
Jadi, setan-setan yang dibelenggu selama Ramadan itu adalah tokoh-tokoh utamanya yang amat durhaka. Sementara anak buahnya, setan-setan yang pangkatnya masih rendah bisa jadi berkeliaran dan melakukan godaan-godaan yang menyesatkan, khususnya terhadap mereka yang tidak memperhatikan tuntunan dan adab puasa.
Hawa Nafsu yang Tergoda Setan Masih Berkeliaran Selama Ramadan
Setan-setan yang masih berkeliaran itu adalah setan-setan yang menyelusup ke urat nadi manusia dalam bentuk hawa nafsu. Bagi setan, jika godaannya ditolak, ia akan datang lagi menggoda dengan rayuan lain yang bisa jadi lebih ringan dosanya daripada dosa yang ia tawarkan sebelumnya. Demikian seterusnya, menurun dan menurun sampai pada tingkat menghalangi manusia berbuat baik.
"Yang penting manusia rugi, gak boleh untung karena agamanya," kata setan.
Karena begitu halusnya setan menyelusup, kadang manusia tidak menyadari kalau ia tengah digoda setan. Allah menggambarkan pekerjaan setan-setan kecil ini dalam surah An-Naas.
Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhannya manusia. Raja manusia. Sesembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia. Dari golongan jin dan manusia."
Jadi, kedurhakaan atau maksiat yang terjadi selama Ramadan dikarenakan ulah setan-setan kecil yang berhasil menyelusup dan bersembunyi di aliran darah manusia, membisiki manusia untuk menurutkan hawa nafsu yang tidak terkendali atau mendorong manusia mengikuti adat istiadat yang bertentangan dengan nilai-nilai agama.
Wa'Allohu A'lam