Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Olahraga Tepok Bulu Harusnya Tidak Boleh Pandang Bulu

18 Maret 2021   20:28 Diperbarui: 18 Maret 2021   21:19 895
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selain dianggap melakukan konspirasi, BWF juga dianggap takut dengan kedigdayaan tim bulutangkis Indonesia (gambar: indosport.com)

Lagian, siapa yang mau bulu tubuhnya dipandangi orang lain? Apalagi bulu tubuh bagian sensitif.

Eh, tapi saya tidak sedang ingin membahas bulu tubuh lho ya, melainkan olahraga tepok bulu alias bulutangkis alias badminton.

Seharian ini, linimasa media sosial dipenuhi hujatan pada panitia lomba tujuhbelasan, sorry,  maksudnya panitia Kejuaraan Yonex All England Open 2021. Sebab utamanya, tim negara kita dipaksa mundur hanya gara-gara ada satu penumpang dalam pesawat yang sama dengan tim Indonesia ketahuan positif Covid-19.

Seluruh rakyat Indonesia patut marah. Bulutangkis adalah satu-satunya cabang olahraga yang mampu mengangkat nama bangsa di kancah internasional. Bulutangkis adalah satu-satunya cabang olahraga yang bisa membuat beberapa atlet Indonesia menjadi legenda dunia.

Tapi mau marah kepada siapa?

Kepada penumpang yang positif Covid-19?

Kepada pemerintah Inggris yang memberlakukan protokol kesehatan begitu ketat?

Atau, kepada Badminton World Federation (BWF) yang memaksa tim Indonesia mundur?

Atau, kepada pemerintah yang tidak mau membantu tim bulutangkis kita agar bisa menyewa pesawat sendiri?

Yang jelas, kambing hitam dari insiden ini langsung tertuju pada BWF. Induk olahraga tepok bulu ini dituding pilih kasih. Padahal, mengacu pada protokol kesehatan, setiap individu yang pernah menjalin kontak dengan suspek Covid-19 harus melakukan isolasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun