Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cara Mengendalikan Amarah, dari Zaman Romawi hingga yang Islami

9 Maret 2021   07:31 Diperbarui: 12 Maret 2021   16:08 1004
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apa pun teknik yang kita gunakan untuk mengendalikan amarah, semuanya itu menunjukkan kedewasaan sikap kita (ilustrasi: unsplash.com/Andre Hunter)

Setiap kali merasa marah, Abraham Lincoln membuka kertas kosong dan menuliskan semua perasaan yang dialaminya saat itu. Abraham Lincoln menumpahkan dan melampiaskan semua frustrasinya dalam lembaran-lembaran kertas kosong.

Setelah menuliskannya, Lincoln membacanya sebentar, lalu memasukkan kertas berisi tulisan frustasinya itu di laci dan menguncinya. Setelah beberapa jam berlalu, Lincoln membuka laci, mengeluarkan surat dan membaca apa yang sudah ia tulis beberapa saat sebelumnya.

Dalam waktu yang dihabiskan untuk menunggu antara menulis surat, dan kemudian membacanya, Abraham Lincoln menemukan dirinya sudah kembali tenang. Dengan cara itu dia bisa "memperhatikan masalah dengan mata yang lebih jernih".

"Setiap orang bangga dengan apa yang dia lakukan dengan baik; dan tidak ada orang yang bangga dengan apa yang tidak dilakukannya dengan baik. " - Abraham Lincoln

Kedua cara yang dilakukan Kaisar Augustus dan Abraham Lincoln ini adalah contoh cara mengendalikan marah dengan teknik jarak. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, baik melalui waktu, fisik, maupun mental. Lincoln menggunakan jarak waktu, Augustus lebih suka menjaga jarak mental. 

Tuntunan Islam dalam Mengendalikan Amarah

Ajaran Islam juga punya teknik yang serupa. Rasulullah SAW mengajarkan ummatnya untuk mengendalikan amarah dalam sebuah nasehat singkat pada sahabat Abu Darda r.a, "Jangan engkau marah, maka bagimu surga" (HR. Thabrani).

Banyak hadis Rasulullah SAW yang memberi kita petunjuk bagaimana mengatasi dan mengendalikan rasa marah, dengan teknik jarak, di antaranya adalah:

"Jika salah seorang di antara kalian marah, diamlah." (HR. Ahmad).

Wujud dari rasa marah itu keluar dalam bentuk ucapan atau perbuatan. Bila seseorang marah, keluarlah ucapan kotor, makian, ujaran kebencian dan perkataan lain yang tidak diridhai Allah.

Bahkan tak jarang pula pada orang yang marah tersebut keluar ucapan yang mengarah pada kekufuran. Kalau seseorang memaksa dirinya untuk diam ketika akan marah, hal-hal yang rusak tadi tidak akan terjadi.

"Bila salah satu di antara kalian marah saat berdiri, maka duduklah. Jika marahnya telah hilang (maka sudah cukup). Namun jika tidak lenyap pula maka berbaringlah." (HR. Abu Daud, no. 4782).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun